NU di Tengah “Pertarungan” Politik 2024 dan Sikap PBNU

- 12 Oktober 2023, 01:23 WIB
Prof Ahmad Rofiq di Belanda
Prof Ahmad Rofiq di Belanda /Ali A/

Baca Juga: Dadang Hardiwan: One Touch Statistics via Android Apps on Google Play for Update Data BPS Jateng

Dua Bacapres pertama hingga tulisan ini dibuat, belum mendeklarasikan bacawapresnya. Karena masih tarik ulur, dengan masing-masing pertimbangan dan alasannya.

Namun tampaknya, yang menjadi pertimbangan menonjol, adalah bahwa bacapres masing-masing besar kemungkinan mencari sosok bacawapres dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama). Ini karena sosok pasangan AMIN diperhitungkan berpotensi untuk mendulang suara warga NU terutama di Jawa Timur.

Tak ayal, nama-nama seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Yaqut Cholil Qoumas, dan Erick Thohir -- yang dinilai oleh sebagian  warga NU “naturalisasi” pun selalu mewarnai poling-poling menyertai hiruk-pikuk bacawapres.

Sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang melarang warganya membawa organisasi NU berpolitik secara praktis, sementara warga NU jumlahnya cukup besar, maka jika dilepas tanpa kendali dari pimpinan PBNU maka berpotensi melahirkan suara warga NU akan menjadi rebutan, dan bukan tidak mungkin menjadi pemicu lahirnya “konflik” internal yang bisa menguras energi.

Kaukus NU

NU sebagai ormas Islam besar – atau terbesar dari jumlah warga -- dengan jumlah anggota hingga kurang lebih 150 juta jiwa, NU selalu menjadi incaran partai-partai politik. Namun, menurut kompas.id, bukan perkara mudah memikat kaum Nahdliyin karena preferensi beragam dalam memilih dan kembalinya ke Khittah 1926 (12/2/2023).

Baca Juga: Lima Cabang Olahraga Tambahan Diusulkan Masuk Olimpiade LA 2028, Apa Saja Itu?

Karena itu, akan lebih keren, seandainya pimpinan PBNU mengundang para tokoh yang nama-namanya cukup menonjol di media sosial atau media cetak mainstream, termasuk para bacaleg DPR, apapun partai politiknya, bacaleg DPD, bacaleg DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota, bacakada, diundang dalam silaturrahim nasional.

Melalui forum silaturrahim nasional, bisa dibentuk misalnya Kaukus NU dalam berbagai parpol dan tingkatan, agar semua tokoh politik dan PBNU dengan semua elemen dan banomnya, bisa satu memiliki visi dan misi dalam mengawal program PBNU melalui berbagai wadah dan parpol, menjaga NKRI yang sangat kaya sumber daya alam, menjadi bangsa yang maju, berdaulat secara penuh, dan pada saatnya menjadi leader bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x