Media Mainstream Punya Etika, Medsos Punya Kecepatan, Ganjar Pranowo: Ini Mesti Berkolaborasi

4 Maret 2023, 08:05 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan imbauan agar media mainstream dan media sosial berkolaborasi. /Portal Pekalongan/Ali A /

 

PORTAL PEKALONGAN - Media mainstream dan media sosial sudah saatnya berkolaborasi. Sebab, keduanya punya kelebihan masing-masing. Media mainstream punya etika dan regulasi yang mengatur, sedangkan media sosial punya kecepatan dalam investigasi.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023 Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan HUT Ke-77 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat 3 Maret 2023 malam.

Menurut Ganjar, media mainstream dan media sosial saat ini tak lagi harus bersaing. Malah media mainstream bisa menjadi mentor bagi para pegiat media sosial.

Baca Juga: Tinjau Jalur Pantura Timur yang Macet Parah, Ganjar Perintahkan Ini

Ganjar pun mencontohkan contoh kasus yang viral di media sosial, yaitu kasus penganiayaan oleh anak pejabat yang melibatkan anak di bawah umur sebagai korbannya.

Dari kasus tersebut terbukti, dengan medsos, gerakan warganet dalam mengivestigasi suatu persoalan bisa lebih cepat.

"Bahkan KPK kemarin menyampaikan 'halo netizen, kalau Anda tahu pejabat yang harta kekayaannya ditaruh di sana di sini, tampilkan'. Wow," seru Ganjar.

Ganjar juga mengungkapkan, media massa mainstream dan media sosial hari ini sama-sama punya peranan yang kuat.

Baca Juga: Resmikan Tol Semarang-Demak Seksi II, Jokowi Disambut Demo soal Ganti Rugi

Perbedaannya, lanjut Ganjar, media massa mainstream punya etika dan regulasi yang mengatur, sedangkan media sosial punya kecepatan dalam menginvestigasi.

"Nah, hari ini rasa-rasanya dua media ini mesti berkolaborasi, maka saya sampaikan agar ada edukasi," pinta Ganjar.

Gaet Pegiat Medsos

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu juga mengungkapkan, untuk kolaborasi tersebut, wartawan dan orang-orang yang ada di media mainstream atau media massa bisa menggaet para pegiat medsos.

Baca Juga: Akibat Pipa Tangki Bocor, Depo Pertamina Plumpang Terbakar, Ini Faktanya

"Rasa-rasanya mereka yang buat konten, kemudian mereka menjadi influencer, itu perlu deh, belajar ke media mainstream juga, sehingga ketika ngonten itu mereka juga ngerti etika ngerti aturan dan sebagainya," ucapnya.

Ketua Umum Persada ID itu juga mengatakan, hari ini media massa telah melalui masa transisi dari konvensional menuju masa digital.

Ke depan, lanjut Ganjar, kolaborasi antara medsos dan media massa akan menjadi ruang untuk mengolah agar informasi bisa disebarkan makin luas.

Baca Juga: Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Diumumkan 10 Maret 2023, Ini Alasan Penundaan

Baca Juga: Perubahan Iklim Sebabkan Frekuensi Bencana Naik Drastis, Jokowi: Ini Kunci Menghadapinya

"Yang dulu hanya mengandalkan oplah, maka sekarang dia mesti multiplatform sehingga informasi-informasinya bisa tersebar makin banyak lagi. Kolaborasi hari ini penting untuk dilakukan dan semua harus saling belajar," tandasnya.

Dalam acara tersebut hadir Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo dan Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS. Selain itu, hadir pula Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu.

Adapun peserta lainnya datang dari akademisi, di antaranya Rektor Unika Soegijapranata Ferdinand Hindiarto, Rektor USM Supari, dan Rektor Unwahas Mudzakkir Ali.

Baca Juga: Indonesia Bangun Industri Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia, Jokowi Pesan Begini

Acara malam itu juga dihadiri perwakilan PWI dari berbagai daerah dan jajaran pengurus PWI Jawa Tengah. ***

Editor: Ali A

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler