Baznas Jateng Berkontribusi Turunkan Angka Kemiskinan, Kiai Darodji: Penduduk Miskin Turun Jadi 10,7 Persen

31 Maret 2024, 05:30 WIB
Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji dalam acara buka bersama awak media beserta pengurus Baznas dan MUI Jateng di kantornya, Sabtu 30/3/24 /Ali A/


PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng berkontribusi menurunkan angka kemiskinan atau menurunkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah melalui program bantuan produktif.

"Penyaluran zakat selama ini juga menyasar untuk mengentaskan warga miskin melalui program bantuan produktif," kata Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji dalam acara buka bersama awak media beserta pengurus Baznas dan MUI Jateng di kantornya, Gedung F Setda Provinsi Jawa Tengah, Jl Taman Menteri Supeno, Mugassari, Semarang Selatan, Sabtu, 30/3/24.

Kiai Darodji menegaskan komposisi penyaluran zakat relatif berimbang, yakni 50 persen untuk bantuan konsumtif dan sisanya program produktif.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Kwetiaw Goreng Enak di Rumah

Bantuan konsumtif menyasar warga yang memang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terutama bagi mereka yang menjadi korban bencana alam.

Ribuan paket bantuan konsumtif telah disalurkan untuk para korban banjir di Demak dan Kudus.

Darodji menyebutkan bahwa 4-5 tahun lalu, persentase penduduk miskin Jateng berkisar 13 persen, namun saat ini turun menjadi 10,7 persen.

"Baznas melalui program bantuan produktif punya andil dalam penurunan angka kemiskinan tersebut," ujarnya.

Ia memberi contoh sejumlah pelaku usaha skala mikro setelah mendapat bantuan dari Baznas, usahanya kemudian berkembang.

Dari yang semula warungnya hanya ada empat kursi bertambah menjadi enam kursi. Dari yang semula tidak punya pegawai, kini punya 3-4 pekerja.

Baca Juga: 4 Cara Cek Tarif Tol untuk Persiapan Mudik Lebaran 2024, Bisa Dilakukan Secara Online

Indikator tersebut menunjukkan bahwa bantuan produktif yang digulirkan Baznas membuahkan hasil. Ada belasan ribu penerima bantuan dari Baznas.

Salah satu kunci sukses program bantuan itu karena Baznas juga menerjunkan para pendamping agar pelaku usaha fokus mengelola bantuan untuk tujuan pengembangan usaha.

"Kalau hanya dikasih bantuan lalu tidak ada pendampingan, uang bantuan malah digunakan untuk beli HP," ujar Kiai Darodji.

Ia menyatakan potensi zakat, infak, dan sedekah di Jateng sekitar Rp1 triliun. Adapun Baznas Provinsi Jateng pada 2024 menargetkan bisa menghimpun Rp100 miliar atau naik Rp8 miliar dibanding 2023.

Adapun 35 Baznas di kabupaten dan kota diperkirakan menyerap Rp300 miliar, sedangkan yang Rp600 miliar dihimpun oleh lembaga amil zakat (LAZ), termasuk oleh ormas-ormas Islam.

Baca Juga: Mari Persiapkan Mudik Lebaran 2024 yang Aman dan Nyaman, Catat Ini Nomor Telepon Darurat Wajib Disimpan

Kiai Darodji menegaskan program bantuan Baznas tersebut untuk memperkuat kemandirian perekonomian umat.
Guna mengatasi dan meringankan beban berat sebagai dampak bencana alam, maka Baznas, lembaga amil zakat, unit pengumpul zakat (UPZ), dan lembaga filantropi lain diimbau meningkatkan perannya dalam menghimpun dan men-tasharuf-kan zakat mal dan zakat fitrah, infak, serta sedekah.

"Penghimpunan zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah, sebaiknya disegerakan (takjil) di dalam bulan Ramadhan dan agar segera dapat didistribusikan kepada mustahik, khususnya yang terdampak bencana."***  

Editor: Ali A

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler