Semarang Bawah Banjir, Sederetan Daerah Ini Mulai Diincar Warga, Wilayah Manyaran Paling Strategis

- 8 Januari 2023, 12:02 WIB
 Syukur Astanto, warga Jl Roro Jonggrang Raya RT 04 RW 11 Kalipancur, Ngaliyan, Manyaran di depan rumahnya yang dia tawarkan Rp2,2 miliar
Syukur Astanto, warga Jl Roro Jonggrang Raya RT 04 RW 11 Kalipancur, Ngaliyan, Manyaran di depan rumahnya yang dia tawarkan Rp2,2 miliar /Ali A/

 

PORTAL PEKALONGAN - Wajah dunia maya kita setiap musim hujan tiba adalah banjir! Banjir! Banjir!

Ya, berita tentang banjir ada di mana-mana di sejumlah tempat di Kota Semarang memenuhi wajah-wajah media mainstream kita, baik TV, radio, media online, hingga beragam medsos seperti TikTok, Instagram, Twitter, facebook, dan grup-grup WA.

Berita-berita hari berikutnya adalah evakuasi, warga dibantu personel TNI Polri, dan BPBD bahu-membahu menyelamatkan korban banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan beragam kejadian yang disebabkan oleh alam lainnya.

Esok harinya, berita selanjutnya adalah warga bergotong-royong membersihkan kompleks rumahnya setelah sekian hari tergenang banjir.

Baca Juga: Kenali Lato-lato, Sejarah dan Siapa Pencipta Permainan Viral Ini

Pemerintah Kota Semarang ikut membantu mengerahkan tim pemadam kebakaran untuk menyemprot jalan di perumahan yang penuh dengan lumpur.

Itulah wajah Kota Semarang setiap memasuki musim hujan. Sementara di luar musim hujan, wajah media kita penuh dengan banjir rob air laut yang masuk ke daratan. Jalan raya cepat rusak karena terkena instrusi air laut.

Ruas-ruas jalan beton yang sudah demikian kokoh, pun dinaikkan hingga 50 cm atau 0,5 meter. Setiap tahun jalan raya di Kota Semarang yang terendam air laut selalu dinaikkan.

Lambat laun, rumah-rumah, gedung-gedung perkantoran yang berada di dekat jalan raya akhirnya seakan "merendah" dan terus "merendah".

Jika tidak dinaikkan mengikuti peninggian jalan raya, maka rumah-rumah dan gedung-gedung atau kantor-kantor tersebut juga akan "tenggelam".

Nah, karena topografi wilayah Kota Semarang yang seperti itu maka Semarang Bawah memang yang terparah setiap tahun terkena bencana.

Baca Juga: Gus Baha: Satu Perbuatan Lebih Baik dari Beribadah 60 Tahun

Kita tahu, Kota Semarang terbagi atas 16 kecamatan dan 177 kelurahan.

Tahun 2017, jumlah penduduk Kota Semarang sekitar 1.653.035 jiwa dengan luas wilayah 373,78 km² dan dengan kepadatan 4.422 jiwa/km².

Kota Semarang mengenal sistem pembagian wilayah kota. Kota Semarang terbagi menjadi lima wilayah kota:

Semarang Tengah atau Pusat Kota, Semarang Timur, Semarang Barat, Semarang Selatan, dan Semarang Utara.

Wilayah Semarang Pusat mencakup seluruh Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur (sisi selatan), Gajahmungkur (sisi utara), dan Candisari (sisi utara).

Wilayah Semarang Utara mencakup seluruh Kecamatan Semarang Utara, Semarang Timur (sisi utara), Gayamsari (sisi utara), dan Genuk (sisi barat dan utara).

Baca Juga: Ketika Sampai Ayat 58 Surah Yasin, Berdoalah Kepada Allah

Wilayah Semarang Timur mencakup seluruh kecamatan Pedurungan, Gayamsari (sisi selatan), Tembalang (sisi utara) dan Genuk (sisi selatan dan timur).

Wilayah Semarang Barat mencakup seluruh kecamatan Semarang Barat, Ngaliyan, Mijen, dan Tugu.

Wilayah Semarang Selatan mencakup seluruh kecamatan Banyumanik, Gunungpati, Tembalang (sisi selatan), Candisari (sisi selatan), Gajahmungkur (sisi selatan).

Mijen adalah kecamatan wilayah terluas dengan luas 57,55 km persegi, bandingkan dengan luas administratif Kotamadya Yogyakarta yang hanya 46 km persegi.

Luas wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan yaitu 5,93 km persegi.

Baca Juga: Ketika Sampai Ayat 58 Surah Yasin, Berdoalah Kepada Allah

Bosan diterpa bencana tahunan (akhir dan awal tahun) warga Kota Semarang bawah mulai mengincar rumah-rumah atau tanah-tanah di Semarang Atas.

Beberapa daerah yang mulai dilirik warga Semarang Bawah adalah Manyaran (Kecamatan Ngaliyan), Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen, Kecamatan Candisari, Kecamatan Gajahmungkur, dan Banyumanik.

Ada yang langsung memilih tinggal di Kota Ungaran, Kabupaten Semarang.

"Semua bergantung dari budget line atau kemampuan pendanaan yang dimiliki calon pembeli rumah," kata Alvin, pemilik rumah di Jl Mendut IX RT 02 RW 11 Kalipancur, Ngaliyan (Manyaran) seluas 160 M2 full bangunan yang dia tawarankan Rp1,1 milar nego WA 081327775651.

Hal yang sama juga diungkapkan Syukur Astanto, warga Jl Roro Jonggrang Raya RT 04 RW 11 Kalipancur, Ngaliyan (Manyaran).

Rumahnya yang full bangunan di tanah seluas 300 m2 dengan 5 kamar tidur, 5 kamar mandi dalam dan luar, itu ditawarkan Rp2,2 miliar.

"Membeli rumah di Manyaran diuntungkan karena tanahnya tidak tercemar oleh pabrik dan tidak terlalu tinggi serta dekat dengan kota," kata Syukur Astanto.

Dia menambahkan, punya rumah di Manyaran selain bertetangga dengan Asrama Haji Transit Islamic Centre Manyaran, Rumah Dinas Walikota Semarang dan Rumah Dinas Wakil Walikota Semarang, juga dengan sejumlah hotel dan penginapan murah.

Baca Juga: Contoh Soal IPA: Tekanan Zat SMP MTs Kelas 8 Lengkap Dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan Part 2

"Sejumlah objek wisata dan kampus juga tidak jauh dari wilayah Manyaran. Antara lain objek wisata Goa Kreo, Bendungan Waduk Jatibarang, Klenteng Besar Sam Poo Kong, Kamus Unwahas, Kampus Unnes, Kampus Untag, Kampus Unika Soegijapranata dan sejumlah fasilitas umum lainnya."

Dalam jangkauan perjalanan 200-30 menit warga Manyaran bisa ke Tugumuda, Paragon, Simpanglima, Kota Lama, Museum Kereta Api atau Gedung Lawang Sewu, Kantor Gubernur Jateng, Markas Polda Jateng, Museum Ronggowarsito, Bandara Internasional A Yani, hingga Pelabuhan Tanjung Emas.

Demikian artikel mengenai warga Semarang bagian bawah yang selalu dirudung bencana di akhir dan awal tahun. Karena di saat musim hujan, rumah-rumah mereka kebanjiran tergenang air selama satu hingga seminggu lamanya.

Kini mereka sudah mulai melirik membeli rumah di wilayah Semarang atas. Antara lain di daerah Manyaran Kecamatan Ngaliyan.***

Editor: Ali A

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x