IIDI Disebut Organisasi Sosialita, Begini Respons Dr Haslinda Daulay Abidinsyah

- 29 Oktober 2023, 14:53 WIB
Ketum PPB IIDI Dr Haslinda Daulay Abidinsyah SE MSi memberi pengarahan sekaligus membuka Konsolidasi Organisasi IIDI di Hotel Grasia, Semarang, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Ketum PPB IIDI Dr Haslinda Daulay Abidinsyah SE MSi memberi pengarahan sekaligus membuka Konsolidasi Organisasi IIDI di Hotel Grasia, Semarang, Sabtu, 28 Oktober 2023. /Andini Wahyu Pratiwi/

PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG - Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) sering disebut sebagai organisasi sosialita sebab para anggotanya berasal dari kalangan menengah ke atas.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Istri Dokter Indonesia (PB IIDI) Dr Haslinda Daulay Abidinsyah SE MSi pun membenarkan hal tersebut.

Dalam hal ini, Haslinda menjelaskan, bahwa sebelum IIDI terbentuk seperti saat ini memang berawal dari kegiatan para istri dokter saat menemani para suami mereka yang tengah menggelar pertemuan dalam Ikatan Dokter Indonesia.

Baca Juga: 10 Latihan Soal Tes Sumatif Matematika: Aljabar Kurmer SMP MTs Kelas 7 Disertai Kunci Jawaban dan Pembahasan

"Betul, memang dulu para istri dokter saat menemani para suami yang tengah mengadakan pertemuan IDI seringnya belanja-belanja. Kalau bosan ke hotel, kumpul-kumpul ngerumpi akhirnya mengadakan arisan. Nanti saat IDI menggelar pertemuan lagi tahun depan di lokasi lain, para istri pun juga ikut merencanakan mau ke mana," jelas Haslinda di sela-sela pengarahan sekaligus membuka acara Konsolidasi Organisasi IIDI di Hotel Grasia, Kota Semarang, Sabtu (28/10/2023).

Karena hal itu, lanjut Haslinda, Dr.R. Suharto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar IDI, akhirnya menginisiasi untuk para istri dokter yang turut menemani suaminya agar membuat sebuah perkumpulan dengan syarat harus membuat program sosial.

"Maka dibentuklah tahun 1954 Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI). Pembentukan IIDI ini awalnya hanya diminta melakukan perkumpulan di Jakarta. Terserah mau ngapaian, kumpul aja pokonya, mau arisan silakan arisan tapi syaratnya harus bikin program sosial," terangnya.

Baca Juga: Rumah Baca Purnama Banjarnegara Luncurkan Perpsutakaan Digital, Lilis Ujianti: Akses Membaca Lebih Mudah

Haslinda mengatakan, selang dua tahun atau sekitar tahun 1956, IIDI baru disahkan dan AD/ART baru terbentuk selang tiga tahun.

"Nah baru dua tahun kemudian, IIDI disahkan dan tiga tahun berselang baru AD/ART dibentuk hingga sekarang yang terus mengalami perubahan,"

Menurut Haslinda, saat IIDI disebut sebagai sosialita pihaknya tidak merasa marah. Pasalnya memang sejarah IIDI berkaitan dengan hal tersebut.

"Kami dibilang sosialita nggak marah. Memang iya awalnya gitu. Tapi untuk sekarang kami juga lebih memperhatikan masyarakat terutama generasi muda," pungkasnya.***

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x