Soroti Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Akui Sampah dan Masalah Pompa Air Jadi Pemicu

- 3 Januari 2024, 08:24 WIB
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengecek beberapa aliran air yang diharapkan bisa mengendalikan banjir di Kota Semarang, Selasa (2/1/2024).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengecek beberapa aliran air yang diharapkan bisa mengendalikan banjir di Kota Semarang, Selasa (2/1/2024). /portalpekalongan.com/Dok. Pemkot Semarang/

PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG - Di tahun 2024 ini, salah satu pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan secara tuntas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yakni terkait banjir.

Banjir masih sering menggenang di sejumlah titik di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu. Bahkan banjir yang melanda mampu mengganggu menyebabkan kemacetan di beberapa jalan.

Terkait banjir masih menjadi masalah itu pun juga turut diakui Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Dia bahkan mengaku bahwa sampah dan masalah pompa air menjadi problematik pemicu banjir di wilayah Kota Semarang.

Baca Juga: SIMAK LUR! Ini Jadwal Event di Semarang Bulan Januari-Februari 2024, Ada Pasar Imlek Semawis

Seperti ketika Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita meninjau dua rumah pompa pengendalian banjir di wilayah Semarang bagian Barat yakni Tawang Mas dan Madukoro, Selasa (2/1/2024), masih banyak ditemukan tumpukan sampah di saluran air.

Merespon hal tersebut, dia telah meminta kepada dinas terkait untuk segera membuat screen penyaring sampah agar limbah padat tidak mengganggu aliran air.

“Karena sampah mulai ada di Bojongsalaman terus Pusponjolo, Karangayu kemudian Semarang Indah. Sehingga kalau masing-masing ada screen itu akan minimal bisa menyaring sampah-sampah di Tawang Mas. Karena pada saat banjir itu limpasan dari Semarang Indah airnya menumpuk karena terhambat sampah, dan itu termasuk sampah pasar. Sehingga dengan adanya penyaring, minimal membantu,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Kemudian di Tawang Mas juga masih ditemukan permasalahan pada pompa untuk menyedot air banjir. Terdapat kerusakan pada panel penggerak yang menjadi pemicu pompa tidak bisa digunakan.

“Ada kerusakan satu panel untuk menggerak, satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang. Kemudian kedua tambahan kapasitas pompa, karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga,” jelasnya.

“Satu pompa harganya sekitar Rp 12 miliar, tapi dari situ tidak terinfo. Sehingga saya minta di 2024 ini bisa minimal beli satu pompa lagi,” tambahnya.

Baca Juga: Antisipasi Kemacetan Puncak Arus Balik Nataru, Wali Kota Semarang Lakukan Ini

Selanjutnya pada Tinjauan Rumah Pompa Madukoro, masih memerlukan bantuan dua unite pompa mobile. Pompa moblie ini digunakan untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.

“Kedua permasalah sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Jadi pompa ini dari sejak 2014 bantuan BBWS, karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat. Sehingga kita upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR, karena memang dulu bangunannya dari Pemkot Semarang mesinnya BBWS atau PUPR. Dan ini sedang kita upayakan, tapi kalau tidak bisa kita beli satu dulu. Karena ini kapasitasnya dua pompa 2000 liter,” bebernya.

Di sisi lain, Mbak Ita mengaku pengendalian banjir di Kota Semarang masih terkendala dengan permasalahan sedimentasi. Seperti di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.

“Air laut sedang pasang, jadi air lari ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimenya sudah kayak daratan. Sehingga yang harusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita kordinasikan dengan BBWS atau PUPR,” imbuhnya.***

Editor: Andini Wahyu Pratiwi

Sumber: Pemkot Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x