2 Hal Ini yang Membuat Prof Noor Achmad Terheran-Heran saat Memimpin Delegasi PP MAJT Semarang ke China

- 3 Juni 2024, 07:00 WIB
Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Prof. K.H. Noor Achmad (kanan), Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, dan Rektor Institut Islam Xinjiang Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz.
Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Prof. K.H. Noor Achmad (kanan), Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, dan Rektor Institut Islam Xinjiang Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz. /Ali A/
 
PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Ada dua hal yang membuat tim Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) heran dan bertanya-tanya saat berkunjung ke Provinsi Sichuan dan Provinsi Xinjiang atas undangan Pemerintah China, 18-24 Mei 2024.
 
"Bicara China adalah bicara tentang pesatnya kemajuan teknologi dari kontruksi hingga IT dan pertumbuhan ekonomi yang meroket. Namun ada hal lain yang membuat kami bertanya-tanya. Ada dua hal yang sampai saat ini belum dijawab oleh para pejabat China yang kami temui dengan pasti," jelas Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad dalam jumpa pers bertemakan laporan kunjungan kerja tim PP MAJT Semarang ke China.
 
Dalam kunjungan itu, Prof Noor Achmad didampingi Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, dan Sekretaris Bidang Hubungan AntarLembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr M Syaifudin MA.

Baca Juga: Mengapa Anda Harus Menonton Series Ozark di Netflix
 
"Dua hal yang sampai pulang ke Indonesia dan kembali ngantor di MAJT Semarang adalah masalah kesantunan para pejabat dan petugas kepabeanan di Bandara Internasional Chengdu Tianfu dan Bandara Internasional Urumqi, Xinjiang, China. Dan, yang satu lagi tentang etos kerja," jelas Prof Noor Achmad.
 
Ketua BAZNAS RI ini menambahkan bahwa, saat menginjakkan kaki di Negeri Panda, mereka langsung disambut petugas kepabeanan baik di Chengdu maupun Urumqi.
 
"Mereka, para petugas di bandara itu sangat ramah. Saking ramahnya, kami bersepakat menyebutnya santun. Kesantunan ini sebenarnya juga budaya milik Bangsa Indonesia yang sejak dulu selalu kita banggakan dan diakui dunia."

Baca Juga: Resep Sambal Matah: Cita Rasa Gurih yang Menggoda
 
Yang menjadi pertanyaan, lanjut mantan Rektor Unwahas Semarang, itu adalah, dari mana mereka belajar keramahan dan kesantunan tersebut. 
 
Sebagai gambaran, Bandara Chengdu adalah bandara yang kelima tersibuk di Tiongkok dan ke-96 di dunia.

Bandara Chengdu mulai membuka pelayanannya pada 1938 sebagai sebuah bandara militer pada Perang Tiongkok-Jepang kedua dan Perang Dunia II.

Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sekretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJ dan Rektor Institut Islam Xinjiang Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz di dalam Masjid Baida, masjid tertua di Kota Urumqi P
Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sekretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJ dan Rektor Institut Islam Xinjiang Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz di dalam Masjid Baida, masjid tertua di Kota Urumqi P


Kini bandara ini merupakan bandara sipil internasional dengan penerbangan ke lebih dari 20 tujuan internasional dan sebagian besar bandara domestik.

Ada sebuah jalan raya ekspres yang menghubungkan pusat kota Chengdu dengan bandara ini, dan sebuah jalan bawah tanah di bawah bangunannya pula.

Bandara ini terletak di utara Kabupaten Shuangliu, sekitar 16 km di barat daya pusat kota Chengdu.
 
Baca Juga: Perimenopause: Menstruasi Tidak Teratur dan Apa yang Perlu Anda Ketahui

"Ketika kami tanyakan kepada para pejabat yang menyambut Tim MAJT Semarang, mereka tidak menjawab secara pasti. Mereka hanya berkata bahwa, di saat finansial seseorang berkecukupan atau berlebih, maka keramahan dan kesantunan akan tercipta dengan sendirinya," jelasnya. 

Jawaban tersebut, kata Prof Noor Achmad yang mantan Wakil Ketua DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar, belum memuaskan hati seluruh Tim MAJT.

"Mereka itu kok bisa ramah, sopan dan santun itu belajarnya di mana? Demikian juga soal etos kerja, orang China patut diacungi jempol. Bahkan, hingga usia lansia, mereka masih bekerja. Namun tentu pekerjaan yang tidak butuh pemikiran dan fisik yang luar biasa. Misalnya menjadi petugas kebersihan kota atau bandara."
 
Terkait dengan agama, mantan Pimred Koran Cetak Suara Semarang ini menyatakan bahwa para pejabat di China membebaskan warganya untuk beragama, memilih agama yang dianut, atau memilih tidak beragama. 

Baca Juga: Cara Cepat dan Aman Transfer Saldo GoPay ke DANA

"Jadi di sana dibebaskan dalam hal beragama dan tidak beragama. Namun melihat perkembangan saat ini, Islam di China akan maju pesat. Namun, sayaratnya juga harus mampu beradaptasi dengan budaya lokal," ujarnya.
 
300 Masjid di Urumqi dan 10.000 Masjid di Xinjian

Lebih jauh Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat itu menjelaskan bahwa, Islam di Xinjiang bisa bertahan bahkan berkembang karena muslim di sana bisa beradaptasi dengan budaya lokal serta tidak ada benturan atau dibenturkan dengan pemerintah China.

Pemerintah China -dalam konstitusinya- memang menjamin rakyatnya beragama maupun tidak beragama. Kepada umat beragama, pemerintah China juga memberi bantuan termasuk di bidang pendidikan.

Disebutkan, di Kota Urumqi saja saat ini ada sekitar 300 masjid, sedangkan di Provinsi Xinjiang terdapat sekitar 10.000 masjid dan puluhan pesantren.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Antara Bitcoin dan Kripto

Ketika mengunjungi Masjid Baida, masjid tertua di Urumqi, delegasi MAJT melihat langsung betapa bangunan tempat ibadah umat Islam tersebut masih terawat dengan baik.
 
Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sektretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr. M. Syaifudin, M.A  dan para pejabat pemerintah di Provinsi Sichuan, China, Tiongkok.
Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sektretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr. M. Syaifudin, M.A dan para pejabat pemerintah di Provinsi Sichuan, China, Tiongkok.


Negara China juga disebutkan membiayai kebutuhan umat Islam, seperti mengalirkan dana operasional untuk Masjid Baida. Selain itu juga merawat peninggalan budaya Islam, seperti kesenian muqam, yang juga diakui oleh UNESCO.

Pemerintah China juga memperhatikan pendidikan keagamaan Islam, yang antara lain, terlihat dari kemegahan bangunan Institut Islam Xinjiang yang berdiri di atas lahan 10 hektare.

Kurikulum di institut itu juga sama persis dengan di Indonesia dan belahan lain di Bumi ini, yang mengikuti ajaran ahlussunah wal jamaah. Materi ajarnya ada fikih, tafsir, hadis, gramatika bahasa Arab, dan tarikh.

Baca Juga: Resep Sup Iga Sapi Kuah Bening Empuk Gurih Segar, Sangat Mudah untuk Dicoba

"Rektor Institut Islam Xinjiang Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz merupakan alumnus Al Azhar Kairo, yang dalam pemaparannya menegaskan Islam moderat dan inklusif," katanya.

MAJT selama ini menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang menjalin kerja sama dengan China.
 
Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sekretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr. M. Syaifudin, M.A saat jamuan makan dengan para pejabat pemerintah di Provinsi Sichuan, China, Tiongkok.
Ketua PP MAJT Prof. K.H. Noor Achmad, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT K.H. Hanief Ismail, Sekretaris Pengelola MAJT K.H. Muhyiddin, Sekretaris Bidang Antarlembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr. M. Syaifudin, M.A saat jamuan makan dengan para pejabat pemerintah di Provinsi Sichuan, China, Tiongkok.


"Komunitas muslim Xinjiang juga mengutarakan keinginan kerja sama di bidang sosial dan budaya, antara lain, belajar bagaimana MAJT bisa berperan dalam menjaga kerukunan umat beragama," kata Penasihat MAJT, Ali Mufiz, MA yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut.

Baca Juga: Contoh Soal IPA Biologi Kelas 11 SMA MA Bab 2 Pergerakan Zat melalui Membran Sel Kurmer dan Kunci Jawaban

"Kalau konsep MAJT itu bisa diterapkan di Xinjiang, kunjungan (delegasi MAJT) ini jadi langkah awal untuk lebih banyak lagi1 kerja sama dengan Xinjiang," katanya.***

Editor: Ali A

Sumber: jumpa pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah