Network
PORTAL PEKALONGAN - Dibangun pada tahun 2017 oleh Anatoly Yakovenko, Solana telah menjadi sorotan utama dalam dunia blockchain berkat kombinasi uniknya dari inovasi teknologi dan pertumbuhan yang mengagumkan.
Sebagai platform blockchain open-source yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan utama dalam industri ini, Solana telah menciptakan infrastruktur yang cepat, aman, dan efisien untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) serta proyek-proyek blockchain lainnya.
Dengan fokusnya pada skalabilitas dan kinerja, Solana telah berhasil menarik minat investor dan pengembang di seluruh dunia, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem blockchain global.
Baca Juga: Uang Apa Itu Bitcoin? Harganya Berapa Hari Ini?
Solana dirilis pada tahun 2017 sebagai platform blockchain yang bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah utama yang dihadapi oleh jaringan blockchain lainnya, seperti skalabilitas dan kinerja yang rendah.
Dengan desain yang inovatif dan teknologi yang canggih, Solana mampu mengatasi hambatan-hambatan ini dan menyediakan infrastruktur yang cepat, aman, dan efisien untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) serta proyek-proyek blockchain lainnya.
Salah satu momen penting dalam perjalanan Solana adalah pada 6 November 2021, ketika harga token Solana (SOL) mencapai puncak tertingginya sepanjang masa.
Baca Juga: 20 Contoh Soal PG OSN IPA dengan Kunci Jawaban, Latihan Soal Siap OSN K SMP MTs Tahun 2024
Menurut data dari CoinMarketCap, pada saat itu, harga SOL melonjak hingga mencapai $260,06 atau sekitar Rp3,8 juta.
Ini menandai pencapaian luar biasa bagi proyek yang relatif baru jika dibandingkan dengan proyek-proyek blockchain lainnya.
