Mengulang Kembali Kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung, Wali Paidi Episode 36 Ngaji Laku Carang Seket

14 Januari 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi gunung - Mengulang Kembali Kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung, Wali Paidi Episode 36 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /Pixabay/moinzon

PORTAL PEKALONGAN - Mengulang kembali kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung pada Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini Den Juneng akan menceritaka kisah Wali Paidi episode 36.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi episode 36 mengulang kembali kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 36 mengulang kembali kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket.

Baca Juga: Khutbah Jumat Kisah Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan, Wali Paidi Episode 33 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Perjalanan waktu, mengulang kembali kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung.

Sepulang saudara saudaraku kumpul, tingal aku duduk di temani kopi sendirian.

Datang Wali Paidi, mengajaku jalan jalan ke masa lalu, perjalanan panjang yang hampir kulupakan.

Malam itu aku di perkenankan duduk bersama leluhurku di kota wali, Eyang Idolfi, Syeh Datul Kahfi, dan beberapa wali di tanah Jawa.

Satu keyakinanku aku di sini memenuhi darma baktiku sebagai keturunan mereka, mereka mengundangku secara pribadi untuk ikut musyawarah.

Silahkan duduk nakmas Wali Paidi, dan silahkan duduk nakmas..(nama sebutan mereka padaku).

Hatiku berdesir, ini bukan Gunung Sembung yang seperti biasa aku lihat.

Ribuan santri berjaga mengelilingi bukit, jalan makam yang dulu peluran nampak berupa batu rubi dengan sebagian di hampari karpet merah, aku rasa ini bukan alamku.

Angin malam berhembus pelan, wangi semerbak parfum para wali membuatku serasa di surga, damai tenang.


Banyak cerita yang aku dengarkan namun beberapa hal memang tidak layak untuk di publikasikan.

Banyak obrolan tapi ada yang menarik dari salah seorang tokoh di sana, tokoh yang sering kita anggap antagonis.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 32 Didatangi Senopati Laut Selatan, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Ya syeh lemah abang, Syeh lemah abang mengajakku ngobrol keluar dari hiruk pikuknya para wali, keluar dari sibuknya Wali Paidi berdiskusi tentang Ruang dan waktu, tentang Kudrat Irodat, tentang Hukum Alam, tentang Nusantara.

Syeh lemah abang memberiku beberapa penegasan.

Kita itu jasad yang di gerakan Tuhan, kita itu Tuhan yang menggerakan Jasad

Dalang jagat alit di gerkan dalang jagat ageng.

Adzan subuh berkumandang, kita semua berjamaah shalat subuh, di imami Syeh Idlofi.

Selepas jamaah subuh, dan doa bersama. Tiba tiba kabut tebal menutup puncak Gunung Sembung, terdengar suara terompet pelan namun panjang.

Mbah Datul Kahfi mengundangku untuk ngeteh bareng, dan memberiku cendramata dari sebuah bongkahan batu puser bumi bertuliskan.

OJO KHAWATIR MARING MASA DEPANMU GUSTI ALLAH KANG NJAMIN KELAWAN KUASA SA KABEHE

Kalo engkau bingung tentang hidupmu, ekonomimu, pekerjaanmu, rumah tanggamu, ingatlah batu ini dan baca pelan pelan dan resapi.

Ada beberapa pesan buat saudaraku yang merasa satu hati satu ikatan (putra ibu pertiwi), kelak kalau air hilang daya kekuatanya, kalau gunung hilang wingitnya, kalau kedung hilang kedalamanya, kalau api hilang sifatnya.

Saat itulah anak cucu harus bersatu dengan alam semesta, dan biarkan alam yang membuat hukumnya.

Itulah kisah Wali Paidi episode 36 mengulang kembali kisah di Gunung Jati dan Gunung Sembung yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler