Cek Fakta! Perceraian Bisa Sebabkan Mental Illness, Gejalanya: Anak Jadi Pobia Sosial

- 31 Juli 2021, 11:13 WIB
Ilustrasi seseorang yang sakit perut.
Ilustrasi seseorang yang sakit perut. /PEXELS/Sora Shimazaki.

Dibutuhkan waktu panjang bagi penyandang mental illness agar bisa kembali sembuh. Karena itu dalam berbagai kasus, terutama pada kasus-kasus yang berhubungan dengan psikosis kronis (mental disability dengan delusi dan halusinasi), dibutuhkan caregiver untuk membantu para ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) untuk kembali pada kehidupan normal.

Baca Juga: Link Live Streaming Barcelona vs VfB Stuttgart Hari Ini, Berikut Susunan Pemain dan Prediksi Skor

Mental illness bisa diobati dan dikendalikan dengan perpaduan psikoterapi dan pengobatan medis.

"Saya menemukan Love (sebut saja begitu) seorang gadis cantik yang mengalami depresi akut dengan psikosis di satu tempat, suatu hari. Sekilas tak ada yang aneh dengan gadis cantik itu, sebelum dia membuka diri. Ya, dia baru saja kabur dari tempat kerjanya, saat semua wajah di depannya tiba-tiba berubah menjadi wajah mantan pacarnya,” ujar Tirta Nursari, pemerhati dan pendamping beberapa penyandang mental illness kepada portalpekalongan.com.

Baca Juga: Perusakan Fasilitas Kampus IAIN Madura Warnai Demo Mahasiswa, Tuntut Pemotongan UKT


Love adalah penyandang mental illness, pasca perceraian orang tuanya. Mamanya yang pergi entah kemana, dan papanya yang asyik dengan karier dan dunianya sendiri membuat Love sempat kehilangan jati diri.

Mengalami phobia sosial dan hanya menekuni pendidikan di sekolah, membuat prestasi akademisnya melejit. Namun kekosongan jiwanya melahirkan pemberontakan batin, dan menghadirkan halusinasi yang semakin merusak jiwanya.

Sejak saat itu dia mulai menjadi pasien RSJ dan mendapatkan labeling ODGJ. Toh, dalam keseharian dia masih bisa beraktivitas normal, bahkan menjadi customer services sebuah perusahaan BUMN.

Baca Juga: Viral! Pernikahan di Jember, Jawa Timur Tak Terapkan Prokes dan Digelar saat PPKM Darurat Level 4, Ternyata..


"Dia salah satu contoh penyandang mental illness yang bisa melewati "prahara" kehidupannya dengan cukup baik, tetapi dia tetap membutuhkan pendampingan. Kasus-kasus disabilitas mental rentankambuh bila ada trigger,” imbuh Tirta.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: alodokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah