Wali Paidi Episode 22 Ibarat Semak Belukar dan Pohon, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

- 9 Januari 2022, 17:05 WIB
Ilustrasi pohon - Wali Paidi Episode 22 Ibarat Semak Belukar dan Pohon, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket
Ilustrasi pohon - Wali Paidi Episode 22 Ibarat Semak Belukar dan Pohon, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /pixabay/umutavci

PORTAL PEKALONGAN - Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini akan membahas mengenai ibarat semak belukar dan pohon, pada kisah Wali Paidi episode 22 yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi ibarat semak belukar dan pohon. pada episode 22 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 22, ibarat semak belukar dan pohon yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket selengkapnya.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 18 Buka Lapangan Kerja Sebanyak-Banyaknya, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Di dalam perjalanan tiada henti Wali Paidi berdoa membaca sholawat yang ditujukan kepada semua orang yang ditemuinya di dalam perjalanan, hari itu Wali Paidi menuju ke rumah mas kyai, karena beberapa hari yang lalu Wali Paidi dipanggil untuk membicarakan arah perjuangan yang mas kyai perintahkan kepadanya.

Selama ini Wali Paidi lebih mengutamakan untuk membimbing anak anak nakal yang tidak tahu arah dan sudah dikucilkan dimasyarakat.

Wali Paidi lebih senang merawat mereka, karena mereka ini kalau diarahkan tidak pernah membantah dan manutnya itu saklek tanpa dipikir panjang, pasrah bongkoan, beda dengan para santri yang selama ini juga dibimbing oleh Wali Paidi.

Mereka lebih sering protes dan merasa dirinya sudah mengerti, kadang Wali Paidi jadi gregetan menghadapi para santri ini.

Wali Paidi masih ingat dengan ucapan mas kyai yang mengistilahkan para anak anak nakal ini dengan sebutan "semak belukar"

"di.. (wali paidi), semak belukar kalau yang merawat itu seorang gembala, maka akan jadi makanan ternak semua, tapi kalau yang merawat itu seorang tabib maka semak belukar itu bisa jadi obat,"

Baca Juga: Wali Paidi Episode 16 Rumus Menjadi Santri, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Sejak itu Wali Paidi mulai memperhatikan anak anak nakal yang kehilangan arah tersebut, Wali Paidi berjuang mengorbankan waktu bahkan uang demi untuk menemani mereka.

Sesampai dirumah mas kyai, Wali Paidi lansung disuruh masuk ke kamar mas kyai dan setelah nyeruput kopi, mas kyai bertanya kepada Wali Paidi.

"Bagaimana pendapatmu tentang yayasan yayasan yang aku bentuk selama ini?,"

Wali Paidi menjawab dengan terus terang.

"80 persen mubazir mas, sedang mubazir itu senjatanya setan mas, hehehe, orang orang yang mas kyai percaya selama ini banyak yang tidak paham dan keliru memahami apa yang mas kyai perintahkan, mereka merasa sudah mengerti dan merasa bangga dengan amanat yang mas kyai berikan,"

"Benar apa yang kamu ucapkan, kalau memang kamu berpendapat seperti itu kamu harus ikut bertanggung jawab untuk membantu membetulkan yayasan yayasan yang aku bentuk selama ini, supaya berjalan di rel yang benar dan lurus," jawab mas kyai.

"Inggih mas kyai," jawab Wali Paidi dengan berat.

Mas kyai tersenyum melihat Wali Paidi yang agak keberatan dengan tugas yang ia berikan, mas kyai tahu kalau beban Wali Paidi sekarang menjadi semakin berat, karena mengarahkan santri yang ahli ilmu itu lebih sulit dari pada mengarahkan para anak anak nakal atau santri yang bodoh.

Melihat itu mas kyai menjelaskan kepada Wali Paidi.

"Walau bagaimanapun orang yang punya ilmu itu lebih tinggi derajatnya dari pada orang yang tidak punya ilmu, mereka ini bagaikan pohon, dan yang namanya pohon itu tidak mudah untuk tumbuh dan jumlahnya semakin hari semakin sedikit, beda dengan semak belukar, dimanapun dan kapanpun semak belukar ini bisa tumbuh, dan jumlahnya semakin hari semakin banyak,"

Baca Juga: Wali Paidi Episode 17 Menggoda Setan dan Kekuatan Doa, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Wali Paidi tersenyum sendiri, mas kyai tahu dengan apa yang dilakukan dan yang dijalankankan olehnya selama ini.

"Inggih mas, akan saya jalankan perintah mas kyai," jawab Wali Paidi.

"Pohon pohon yang sukar untuk diatur kamu sisihkan dulu, carilah pohon pohon yang mudah dan mau untuk diatur dan diarahkan, kalau pohon yang bagus ini sudah tertata, baru kamu tata lagi pohon pohon yang ruwet itu, kalau mereka tetap tidak mau, tinggalkan saja mereka," jelas mas kyai.

"Terus pohon yang ruwet itu buat apa mas kyai?," tanya Wali Paidi.

"Jadikan kayu bakar saja," jawab mas kyai.

"hahahahaha," Wali Paidi tertawa. Bersambung.

Itulah kisah Wali Paidi episode 22 pada sesi Ngaji Laku, ibarat semak belukar dan pohon yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah