"Sempurnakan mati kami agar tidak gentayangan, agar kami bisa tenang di alam kubur," kata arwah gepeng dengan nada memelas.
Baik, beri saya waktu sampai malam bulan purnama, kumpulkan semua arwah penasaran pengikutmu.
Tibalah malam bulan purnama yang di janjikan, di sebuah puncak gunung, di atas altar batu besar, nampak pula beberapa ubo rampe alat alat ritual menyempurnakan kematian, ada kembang setaman, minyak buntel mayit, air tujuh sumber mata air, dupa, degan, dan lain lain.
Tampak kanjeng Wali Paidi shalat sunah hajat 4 rakaat, dan dilanjut shalat goib, sehabis shalat sunah goib di lanjut membaca yasin tahlil.
Sayup satup terdengar suara rombongan mahluk halus dari para ruh gentayangan yang hendak di sempurnakan oleh kanjeng Wali Paidi, diambilnya gedebog pisang di bungkus kain putih, di tetesi minyak buntel mayit, disekelilingnya kembang setaman.
Bau dupa sangat menyengat menambah mistis ritual malam itu.
Terlihat Wali Paidi mengeluarkan sebuah benang lawe wenang, di ikatkan ke sepidol.
Di bacanya Asmak Raja Langit Bumi, tiba tiba petir menyambar nyambar.
Awan awan berarak dan menutup di sekitar lokasi ritual.
Baca Juga: Mencari Jati Diri Wali Paidi Episode 79 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket
Awan itu terbelah, nampak sinar putih keperakan menaungi arah tempat kanjeng wali ritual, gemuruh petir saling bersautan kejar saling cepat dengan kilat.
Subhanallah, cahaya dari langit itu menyelimuti para arwah.