Network
PORTAL PEKALONGAN - Bagi jamaah haji dan umrah yang sedang menjalankan Shalat Arba’in di Madinah, paket ziarah yang menjadi konvensi adalah siarah ke Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Khandzaq, dan kebun kurma, juga ada tambahan destinasi ziarah, yang berupa tadabbur alam.
Menurut Prof Ahmad Rofiq, yang dimaksud tadabbur alam adalah mengunjungi Jabal Magnet, yang semula tidak populer, namun makin populer di Arab Saudi, dan menjadi "tambahan kesibukan" baru bagi sawwaq atau driver di seputar Madinah.
"Tempat ini menjadi favorit bagi para jamaah haji maupun umrah—terutama dari Asia. Orang-orang takjub akan berbagai fenomena langka yang terjadi di Jabal Magnet, salah satunya mobil yang bisa mundur sendiri dalam keadaan persneleng netral," kata Prof Ahmad Rofiq, Guru Besar dan Direktur Pascasarjana UIN Walisongo Semarang yang saat ini berada di Tanah Suci menjalankan ibadah haji.
Dia menambahkan, menurut beberapa sumber, Jabal Magnet (Magnetic Hill) terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah.
Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari kota Madinah melintasi jalan raya yang di kanan dan kirinya terdapat perkebunan kurma dan hamparan bukit bebatuan.
Pada 10 kilometer menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar.
Jabal Magnet didominasi warna hitam dan merah bata dan di bawahnya ada jalan melingkar yang tidak cukup besar.
Ini berkonsekuensi, jika ada jamaah tiga kloter bersamaan ziarah ke Jabal Magnet, maka polisi di pertengahan jarak Kota Madinah ke Jabal Magnet, sudah siap menghadang bus-bus yang siap masuk, karena dikhawatirkan terjadi kemacetan (zahmah).
