Mardi Jualan Kerupuk Keliling sejak 1972, Langganannya Warga Kecamatan Banyuputih dan Subah, Kabupaten Batang

22 September 2021, 09:56 WIB
Mardi, pedagang kerupuk keliling, melayani Sertu Sudiyono "Kopral Jono" anggota Koramil Subah, Kodim 0736 Batang, yang membeli dagangannya, Rabu 22 September 2021. /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Mardi, usia 72 tahun sejak tahun 1972 bekerja sebagai pedagang kerupuk keliling. Wilayah kerjanya di Kecamatan Banyuputih dan Subah, Kabupaten Batang.

Sejak tahun 1972, Mardi yang kini berusia 72 tahun bekerja sebagai pedagang kerupuk keliling. Tiap dua hari sekali masyarakat, terutama ibu-ibu di kecamatan Subah dan Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang bisa membeli kerupuk dari Mardi.

Warga di dua kecamatan di Kabupaten Batang, yakni Kecamatan Banyuputih dan Subah, sudah akrab dengan Mardi. Ayah empat putra yang berusia 72 tahun ini sejak tahun 1972 berjualan kerupuk keliling.

Baca Juga: Sinopsis ANTV Drama India Balika Vadhu Epiosde 155 Hari Ini, Rabu 22 September 2021

Ya, masyarakat kita memang akrab dengan kerupuk. Sebagai teman lauk saat sarapan, makan siang, ataupun makan malam, kerupuk di sebagian dari kita malah "wajib" ada di meja makan.

Mardi yang kini berusia 72 tahun sejak tahun 1972 sudah berjualan kerupuk keliling di wilayah Kecamatan Banyuputih dan Subah, Kabupaten Batang.

"Nyong gur buruh dodolan kerupuk. Bose nyong Wong Sunda. (Saya hanya buruh menjualkan kerupuk. Bos-nya orang Bandung)," katanya saat ditemui portalpekalongan.com di depan Kantor Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Rabu, 22 September 2021.

Baca Juga: Resep Roti Ubi Korea, Nikmatnya Makan Ubi Bohongan

Masyarakat Jawa biasa menyebut setiap orang Jawa Barat atau orang Bandung dengan sebutan Sunda-Red.

Sejak tahun 1972 hingga sebelum Pandemi Covid-19, dua hari sekali, Mardi selalu memikul 1.000 keping kerupuk. Satu sisi di pikulannya berisi 500 keping kerupuk.

Dua hari sekali dia jualan keliling. Dulu setiap keliling membawa 1.000 keping kerupuk, tapi sekarang tinggal separo-nya, yakni 500 keping kerupuk.

"Dulu tiap keliling, barang dagangan selalu habis. Kalaupun sisa ya paling beberapa. Tapi sekarang sepi. Paling setiap berangkat keliling saya hanya bawa 500 keping kerupuk," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Rabu 22 September 2021, Ada Mata Najwa hingga Lapor Pak!

Kini Mardi tinggal sendirian di rumahnya, Petamanan, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Istrinya, Karmiah, sudah beberapa tahun lalu meninggal dunia. Sementara empat anaknya, semuanya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing.

Tinggallah Mardi sendirian di rumahnya. Namun, setiap dua hari sekali, Mardi tetap bekerja dengan menjajakan kerupuk keliling Kecamatan Banyuputih dan Subah, Kabupaten Batang.

"Kalau saya tidak bekerja ya tidak makan."

Baca Juga: PSIS Diduga Melanggar Regulasi Pergantian Pemain saat Melawan Persija, Ini Hasil Investigasi Komdis PSSI

Mardi mengaku setiap keliling dia bisa membawa pulang uang Rp200.000-Rp250.000. Uang itu setelah dia setor ke bos kerupuk sekitar Rp200.000.

Etos kerja Mardi patut diacungi jempol. Meski hujan deras, kalau jadwal Mardi keliling di hari itu, dia ya tetap berangkat menjajakan kerupuknya.

"Saya tetap berangkat keliling meski hujan. Sebab, kerupuk saya pastikan aman. Plastik wadah kerupuk itu rangkap dua. Lagian tiap 10 keping kerupuk juga sudah diwadahi plastik. Sehingga meski hujan, kerupuk tetap aman," kata Mardi yang mengaku harus ganti sandal jepit dua bulan sekali.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Rabu 22 September 2021, Ada Sinetron Cinta Amara hingga Dari Jendela SMP

Demikian kisah Mardi, usia 72 tahun yang sejak tahun 1972 bekerja sebagai pedagang kerupuk keliling. Wilayah kerjanya di Kecamatan Banyuputih dan Subah, Kabupaten Batang.***

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler