PORTAL PEKALONGAN - Bulan November memasuki musim hujan. Kondisi itu mengakibatkan adanya ancaman bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga gempa bumi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat untuk kembali menghidupkan kearifan lokal yakni ilmu titen dan kentongan dalam menghadapi bencana alam.
Dengan kearifan lokal, menurut Ganjar, diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana.
Baca Juga: Pelantikan Pengurus LPBI NU, Wali Kota Semarang Imbau Masyarakat Tetap Waspadai Covid-19
Plt Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng Safrudin mengatakan, inisiasi gubernur berupa ilmu titen dan kentongan di kalangan masyarakat untuk siaga bencana itu masih relevan hingga sekarang.
"Saya pikir masih relevan ya terkait dengan kentongan. Karena itu salah satu early warning system (suatu sistem peringatan/deteksi dini)," kata Safrudin di Semarang, Rabu 3 November 2021.
Menurut dia, hal itu sekaligus bisa menjadi peringatan di kalangan masyarakat untuk waspada terhadap peristiwa bencana alam. "Bisa mengingatkan masyarakat untuk waspada," ungkapnya.
Selain menghidupkan kearifan lokal itu, pihaknya juga mengingatkan masyarakat harus tetap mematuhi informasi-informasi dari BMKG. Karena setiap saat, BMKG merilis data terkait dengan peringatan dini. Seperti rilis data titik daerah mana yang turun hujan.