Dukung Kongres Syarikat Islam di Surakarta, Ganjar Ingatkan Tantangan Besar pada Era Society 5.0

- 4 Desember 2021, 13:23 WIB
Ganjar Pranowo bersama Menteri Agama Yaqut Qolil Qoumas dan sejumlah tokoh lainnya menghadiri pembukaan Kongres Nasional SI di Surakarta, Jumat 3 Desember 2021.
Ganjar Pranowo bersama Menteri Agama Yaqut Qolil Qoumas dan sejumlah tokoh lainnya menghadiri pembukaan Kongres Nasional SI di Surakarta, Jumat 3 Desember 2021. /Humas Pemprov Jateng

PORTAL PEKALONGAN - Acara Majlis Tahkim atau Kongres Nasional Syarikat Islam (SI) ke-41 digelar di Hotel Novotel, Surakarta, Jumat 3 Desember 2021 malam.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Menteri Agama Yaqut Qolil Qoumas dan sejumlah tokoh lainnya menghadiri pembukaan Kongres Nasional SI.

Dalam kesempatan itu Ganjar Pranowo mengingatkan bagaimana tantangan bisnis dan ekonomi pada era masyarakat 5.0 atau society 5.0 yang akan datang.

Baca Juga: Satu Panggung dalam Acara Pramuka Bershalawat, Ganjar Pranowo dan Habib Syech Mengaku Saling Mengobati Rindu

Hal itu disampaikan Ganjar ketika memberi sambutan. Orang nomor satu di Jawa Tengah ini juga mengaku senang ketika mendengar SI akan menggelar kongres di Surakarta. Ia tidak menjelaskan bagaimana rasa senang itu bisa muncul tetapi ia membayangkan adanya semangat baru yang lahir dari kongres tersebut.

Ganjar kemudian mengapresiasi tema kembali ke Laweyan seakan membawa ingatan tentang bagaimana SI dibidani dan lahir di Surakarta, banyak pedagang batik besar lahir, sampai kemudian kelahiran tokoh-tokoh pemikir dan pergerakan dari Jawa Tengah.

"Jika boleh membandingkan, masa-masa itu (awal berdirinya SI) sama persis dengan saat ini. Yaitu masa penyiapan mental, pengetahuan, dan keberanian untuk memasuki society 5.0. Itu tantangan yang dihadapi sangat besar sekali," kata Ganjar.

Baca Juga: Borobudur Marathon 2021 Sukses, Ganjar Pranowo: Kita Siapkan Lagi Tahun Depan

Untuk menghadapi tantangan masa depan itu, Ganjar mengatakan bahwa industri batik yang ada harus masuk ke era 4.0. Sementara komunitasnya harus bisa masuk society 5.0. Persaingannya berat dan besar maka teknologi musti masuk, cara berdagang musti baru, dan desain musti mengajak lagi anak-anak muda, sehingga persaingan karya cipta dalam konteks batik berkembang pesat.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x