Haul Ke-11 KH Masruri Mughni, Sedot Ribuan Pengunjung

- 31 Juli 2022, 22:55 WIB
Para santri putri Pondok Pesantren Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabuapten Brebes, membaca surat yasin dan tahlil di makam Ibu Hj Nyai Adzkiya Masruri Mughni dipimpin KH Sholahuddin Masruri menandai Haul Ke-11 KH Masruri dan Ibu Nyai Adzkiya, Sabtu (30/7)
Para santri putri Pondok Pesantren Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabuapten Brebes, membaca surat yasin dan tahlil di makam Ibu Hj Nyai Adzkiya Masruri Mughni dipimpin KH Sholahuddin Masruri menandai Haul Ke-11 KH Masruri dan Ibu Nyai Adzkiya, Sabtu (30/7) /Dokumen Humas PBNU

PORTAL PEKALONGAN -  Ribuan pengunjung dari berbagai penjuru nusantara mengikuti Upacara Haul Ke-11 KH Masruri Mughni dan Haul Ke- 26 Nyai Hj Adzkiya binti H Miftah, Sabtu 30 Juli 2022.

Mereka kebanyakan menggunakan mobil pribadi bahkan angkutan umum dan truk. Antusias mengikuti haul sangat terasa.

Upacara ditandai dengan khataman Al-Quran bilghaib atau hafalan sebanyak 91 kali dan hafalan 800 kali bin nadzor oleh para santri dan penduduk Desa Benda.

Baca Juga: Festival Shofa Marwa Munculkan Wirausaha Kreatif, Sambut Tahun Baru Muharram, Harkopnas dan Kopmensa

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 KH Sholahuddin Masruri (Gus Sholah) menjelaskan, Haul ke-11 merupakan haul kali pertama setelah dua tahun libur karena pandemi Covid-19.

Tampak hadir Wakil Ketua Umum PBNU Nusron Wahid, Anggota DPD RI Abdul Kholik, Rektor Unissula Semarang, Prof Dr Gunarto, Direktur Umum dan Keuangan RSI Sultan Agung Semarang Hj Munadharoh SE MM, Ketua Dewan Pembina YPI Nasima KH Hanief Ismail Lc, KH Ahmad Shobri pengasuh Pondok Pesantren AlFalah Jatilawang Banyumas, para dosen Unsoed Purwokerto, para kiai dan habaib.

Para alumni yang tergabung dalam Rabithah Ma’ahid AlHikmah Tsani (Rohmani) juga hadir dalam acara itu.

Gus Sholah dalam pidatonya mengatakan, pesantren yang ditinggalkan Abah Masuri adalah amanah yang harus terus diperlihara dan diuri-uri ila akhiruzaaman, bukan ghanimah atau warisan. Karena itu dia bersama adik-adik dan anak cucu Kiai Masruri bertekad akan melanjutkan perjuangan melalui pondok pesantren tersebut.

Manhaj Moderat

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, Nadlatul Ulama (NU) mengikuti manhaj atau jalan tawasuth atau moderat.

‘’Tidak ekstrem kanan juga tidak ekstrem kiri. Tidak kaku atau terlalu keras (fundamentalis) tetapi juga tidak terlalu bebas atau liberalis. Para ulama pendiri NU mempunyai sanad keilmuan atau transmisi keilmuan yang sangat jelas tersambung sampai Rasulullah Saw. Mereka juga mampu mengkontekstualisasi atau menyesuaikan zaman dan waktu,’’ tegas Zulfa.

Dia mengatakan hal itu dalam tausiah Haul Ke-11 Almaghfurlah KH Masruri Mughni di Masjid An-Nur Pondok Pesantren Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes, Sabtu 30 Juli 2022.

Baca Juga: Festival Cheng Ho 2022, Legenda Menarik yang Mengukir Sejarah di Kota Semarang

Menurut Kiai Zulfa yang alumni Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati itu, karena sanad keilmuan yang jelas dan kecerdasan para ulama mengkontekstualisasi ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan keadaan zaman, mereka tidak gampang mengkafirkan orang lain yang berbeda faham dan pandangan.

‘’Saya ingatkan, jangan gampang mengkafirkan orang lain selama shalatnya sama, kiblatnya sama dan ajaran yang dianutnya sama,’’ tegasnya.

Pembacaan manakib atau Riwayat hidup Kiai Masruri disampaikan Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Ma’mun. Menurut Kiai Subhan,  Kiai Marsuri bin Abdul Mughni lahir di Benda, 23 Juli 1943. Ulama yang karib disapa Abah Masruri adalah putra pertama dari dua bersaudara pasangan H Abdul Mughni dan Hj Maryam. Kiai Masruri merupakan cucu dari Muassis Pesantren Al-Hikmah, KH Cholil bin Mahalli. Sejak kecil, Abah Masruri mendalami ilmu agama di bawah asuhan sang kakek secara langsung. Memasuki usia 14 tahun, pada tahun 1957 mondok di Pesantren Tasik Agung Rembang di bawah asuhan KH Sayuti dan KH Bisri Musthofa. ‘’Kiai Masruri sudah aktif di NU sejak kecil di IPNU,’’ katanya.

Wakil Ketua Umum PBNU Kiai Zulfa dalam tausiahnya mengatakan, Nahdlatul Ulama dalam praktiknya di masyarakat selalu menerima tradisi kearifan lokal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.

Dia merasa gembira karena Al-Hikmah 2 diasuh oleh para ulama yang sanad keilmuanya tersambung hingga Rasulullah Saw.

‘’Almaghfurlah Kiai Masruri dikenal sebagai ulama yang zuhud dan sederhana yang sepanjang hidupnya diwakafkan untuk membesarkan Nahdlatul Ulama,’’ katanya.

Upacara haul ditutup dengan bacaan doa oleh KH Muhammad Amin Allatas dari Karanglewas, Purwokewrto, Banyumas. Selain khataman Al-Qur’an, sebelumnya diselenggarakan khitanan massal oleh RSI Sultan Agung Semarang, workshop penulisan dan sosialisasi indsutri hulu migas oleh SKK Migas Jabanusa.

Demikian informasi tentang haul Ke-11 KH Masruri Mughni, sedot ribuan pengunjung.***

 

Editor: Sumarsi

Sumber: PBNU Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah