Berzina Seribu Kali, Kisah Wali Paidi Episode 60 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

22 Januari 2022, 14:05 WIB
Berzina Seribu Kali, Kisah Wali Paidi Episode 60 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /

PORTAL PEKALONGAN - Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini Den Juneng akan menceritaka kisah Wali Paidi episode 60 berzina seribu kali.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai berzina seribu kali pada episode 60 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 60 berzina seribu kali yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket selengkapnya.

Baca Juga: Surau Inyiak Syech, Kisah Wali Paidi Episode 58 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Pagi hari di Alun Alun terlihat seorang wanita berjalan terhuyung huyung.

Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mendalam.

Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya.

Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya.

Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati tempat duduk Wali Paidi, mendekat pelan pelan seakan dia benar benar takut mengucapkan uluk salam.

Asalamualaikum ya Wali Paidi

"Wa alaikumsalam wr wb," jawab Wali Paidi

Bolehkah saya duduk dekat Wali Paidi, ada yang hendak saya utarakan.

Silahkan ini tempat umum, siapa saja boleh.

Perempuan cantik itu lalu berjalan duduk dekat Wali Paidi sambil kepalanya terus merunduk.

Air matanya berderai tatkala ia berkata,

“Wahai Wali Allah Paidi, kata banyak orang doamu mustajab tolonglah saya. doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya,”

Baca Juga: Arwah atau Korin dari Ibu yang Baru Melahirkan, Kisah Wali Paidi Episode 56 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

"Apakah dosamu wahai wanita ayu,?” tanya Wali Paidi.

"Saya takut mengatakannya," jawab wanita cantik.

“Katakanlah jangan ragu ragu!,” desak Wali Paidi.

Maka perempuan itupun terpatah patah bercerita, sambil sesekali mengelap air matanya yang kian deras “Saya telah berzina”

Kepala Wali Paidi terangkat, hatinya tersentak, tapi sebetulnya dia sudah tau tentang hal itu.

Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu sayapun lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai tewas,” ucap wanita itu seraya menangis sejadi jadinya.

Wali Paidi berapi api matanya, dengan muka berang ia menghardik perempuan bejad enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke Alun Alun ini karena perbuatanmu.

"Pergi!,” teriak Wali Paidi sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut.

Dia terantuk antuk pergi meninggalkan tempat duduk Wali Paidi. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki kakinya.

Bila seorang wali saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

wBaca Juga: Sangkan Paraning Dumadi Sunan Kali Jaga, Kisah Wali Paidi Episode 50 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Wali Paidi.

Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?”

Wali Paidi terperanjat, dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”

Maka Wali Paidi dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?,”

”Ada!,” jawab Jibril dengan tegas.

“Dosa apakah itu?,” tanya Wali Paidi kian penasaran.

“Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina”

Mendengar penjelasan ini Wali Paidi kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya.

Setelah datang Wali Paidi meminta maaf dan ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Wali Paidi menyadari, orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa shalat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.

Baca Juga: Ziarah dan Mendoakan Orang yang Sudah Meninggal, Kisah Wali Paidi Episode 49 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Berarti ia seakan akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.

Dalam hadist Nabi SAW disebutkan: Orang yang meninggalkan shalat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al Qur’an, membunuh 70 Nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah.

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub.

Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Jadilah wayang yang taat sama sang dalang

Itulah kisah Wali Paidi episode 60 berzina seribu kali yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler