Ketupat Simbol Lebaran, Makanan Berfilosofi yang Syarat Makna

4 Mei 2022, 04:09 WIB
Ketupat Sebagai Simbol Lebaran /Kemdikbud

PORTAL PEKALONGAN - Siapa yang tidak menyajikan ketupat pada masa lebaran? Pasti setiap rumah menyajiakan ketupat sebagai sajian utama lebaran.

Ketupat ternyata menjadi menu wajib yang harus ada dalam hari Raya Idul Fitri terutama setelah menjalankan puasa satu bulan penuh.

Bentuknya yang unik yaitu segi empat, dan rasanya yang lembut. Membuat ketupat layak dijadika  santapan yang sehat untuk pencernaan sehabis puasa.

Baca Juga: Info Terkini Arus Balik Pukul 15.30 WIB, Jasa Marga Perpanjang Contra Flow Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Lebaran identik ketupat, lepet, dan lontong opor. Ketupat mempunyai filosofi tersendiri. Benarkah ketupat diperkenalkan Sunan Kalijaga?

Ketupat identik dengan Lebaran. Biasanya didampingi lepet dan lontong opor.Apa makna filosofi makanan yang konon pertama kali diperkenalkan Sunan Kalijaga?

Ketupat adalah makanan yang akan selalu hadir saat Lebaran Idul Fitri.Menu wajib yang tidak boleh tertinggal jika disajikan dengan rendang atau opor ayam.

Sunan Kalijaga yang telah mengenalkan ketupat sebagai makanan yang mempunyai simbol dan makna yang mendalam.

Ketupat diperkenalkan dari mulut ke mulut. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa dan Sunda.

Saat itu (sekitar abad 15 - 16) Sunan Kalijaga, salah satu wali di jajaran Lembaga Wali Sanga (Wali Songo), masyarakat jawa dan Sunda mengenal ketupat (bahasa Indonesia) dengan sebutan kupat.

Ketupat atau kupat mewakili simbol ngaku lepat (mengaku salah) atau mengakui kesalahan.

Ketupat atau kupat juga mewakili simbol laku papat atau empat perjalanan hidup manusia, diwujudkan dalam bentuk ketupat yang persegi empat yang diklaitkan dengan perjalanan hidup manusia setelah sebulan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Makna ketupat atau kupat mengandung makna:

Lebaran (dari kata dasar lebar) yang berarti usai atau sudah selesai dari penggodogan Kawah Candradimuka yakni berpuasa di Bulan Ramadhan selama sebulan penuh.

Luberan (dari kata dasar luber). Luberan berarti melimpahi. Yang artinya setelah sebulan menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan, umat Islam yang ada kelebihan harta untuk bersedekah pada orang yang membutuhkan.

Baca Juga: Info Terkini Arus Balik Pukul 15.30 WIB, Jasa Marga Perpanjang Contra Flow Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Leburan (kata dasar lebur). Leburan artinya melebur dosa (atau dosa-dosa umat muslim selama setahun dilebur oleh Allah SWT), setelah sebulan berpuasa di Bulan Ramadhan.

Laburan (kata lain labur atau dicat dengan kapur yang berwarna putih). Arti laburan adalah suci, menyucikan diri, disucikan dirinya oleh Allah SWT, putih bersih seperti kapur layaknya bayi atau balita yang belum punya dosa apapun.

Dari mulut ke mulat sebagai cerita rakyat atau pitutur luhur (nasihat yang baik), mengapa ketupat selalu dibungkus janur kuning?

Janur akronim dari sejatining nur (ruh sejati, ruh yang masih suci). Umat muslim wajib membersihkan hati dari segala macam hal-hal negatif termasuk prasangka negatif atau su'udzan kepada sesama maupun kepada Allah SWT agar hati tetap putih, fitri, suci, dengan saling memafkan sesama manusia dan minta maaf kepada Allah SWT.

Banyak yang mengatakan, anyaman ketupat itu rumit. Ya, itu menandakan keragaman masyarakat Jawa dan Sunda yang rumit namun bisa terpaut erat dengan jalinan tali silaturahmi.

Untuk itu, saat Lebaran, umat muslim saling bersilaturahmi, saling memaafkan dan meminta maaf.

Bahkan di masyarakat Jawa dari dulu sampai sekarang ada tradisi sungkeman, yang muda mengakui kesalahan kepada yang tua, anak mengaku salah dan minta maaf kepada orang tuanya, demikian juga yang merasa yunior meminta maaf kepada para seniornya, dan seterusnya.

Sunan Kalijaga

Selain ketupat, Sunan Kalijaga, salah satu wali di jajaran lembaga Wali Songo (wali sanga atau wali sembilan) membudayakan dua kali lebaran.

Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Kupat (seminggu setelah Hari raya Idul Fitri).

Biasanya di Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Kupat, ada tambahan lepet. Penganan yang berbahan dasar ketan dan dibungkus dengan janur dan diikat dengan tali dari serat pohon bambu.

Lepet itu artinya, dosa dan kesalahan umat ditutup yang rapet atau rapat. Jangan sampai diomongin ke orang lain, agar tidak ghibah. Dan, siapapun yang mengghibah itu  ibarat memakan bangkai saudaranya.

Atau, kalau sudah saling memaafkan, jangan sampai mengulang perbuatan atau kesalahan yang sudah lalu. Ditutup erat-erat.

Baca Juga: Perpanjangan Contraflow Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek Hingga KM 86 Jalan Tol Cikopo-Palimanan

Lalu bagaimana dengan lontong opor?

Nah, di sejumlah daerah di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa, kupat dan lepet biasanya didampingi opor.

Opor tidak selalu ayam. Sebab, banyak yang memasak opor bebek, dan opor enthok.

Mengapa?

Karena ketupat atau kupat tidak bisa dimakan begitu saja, harus dengan sayur atau lauk yang berkuah.

Masyarakat Jawa dan Sunda memiliki kesukaan yang sama. Yakni mebuat opor. Maka, opor itu biasanya lebih tepat untuk makan lontong (beras yang dimasak menjadi nasi namun sebelumnya dibungkus daun pisang).

Maka, lengkaplah sudah.

Sajian Lebaran Idul Fitri di atas meja kita biasanya ada kupat, lepet, dan lontong opor.

Akhir kata, jajaran redaksi portalpekalongan mengucapkan "Selamat merayakan Lebaran Idul Fitri 1443 H, 1 Mei 2022.

Semoga seluruh amal ibadah kita, mulai dari puasa Ramadhan hari pertama hingga sebulan penuh diterima Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Selebihnya jajaran redaksi portalpekalongan juga mohon maaf lahir batin, jika dalam menyajikan artikel-artikel ada yang kurang berkenan di hati netizen.

Minal aidzin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Buku sejarah Islam

Tags

Terkini

Terpopuler