PORTAL PEKALONGAN - Manusia lahir ke dunia dengan sebab ibu dan bapaknya bersatu dalam pernikahan. Adanya ibu dan bapak tadi, maka seorang anak hadir ke dunia dalam keadaan lemah tidak berdaya. Dia diasuh hingga mencapai usia yang matang.
Dalam asuhan orang tua itu, tentu banyak sekali pengorbanan dan perjuangannya untuk membesarkan si buah hati belahan jantung. Jangankan menahan malu, meregang nyawa pun mereka siap jika diperlukan untuk kehidupan sang anak.
Akan tetapi sampai pada masanya dewasa, banyak anak yang tidak seperti yang diharapkan kedua orang tuanya. Dia menjadi pembangkang, durhaka, hingga menistakan keduanya di hari tua.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Pertanyaan Kubur Tidak Perlu Dihafal, Ini Bukan Tes PNS
Padahal, Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa durhaka kepada kedua orang tua itu termasuk dosa besar di antara dosa-dosa besar. Hal tersebut Portal Pekalongan sadur dari akun TikTok Ismail.
Perintah berbakti kepada kedua orang tua derajatnya satu tingkat di bawah beribadah menyembah Allah Swt. Jika menyekutukan Allah adalah dosa paling besar, maka durhaka kepada kedua orang tua menjadi dosa terbesar kedua setelah menduakan Allah Swt.
"Menjaga anak dibesarkan belum tentu anak itu jadi sholeh, banyak anak durhaka sekarang. Tapi dosa durhaka kepada kedua orang tua, dunia pasti dapat, akhirat pasti dapat," tegas UAS.
Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya dengan berbagai bentuk, baik ucapan, perlakukan maupun keputusannya, akan mendapatkan azab Allah Swt, baik masih ketika di dunia, maupun kelak saat di akhirat.
Baca Juga: Jangan Kalah dari Setan! Ustadz Abdul Somad: Dia Masuk Neraka Saja Serius
Dosa kepada kedua orang tua bukan perkara ringan. Jika ridho Allah bisa didapat dari keridhoan orang tua, berlaku pula sebaliknya. Murka Allah tergantung murka dan marahnya kedua orang tua. Menyakiti keduanya sama saja mengundang kemarahan dari Allah sebagai Tuhan penguasa alam semesta.
Sikap yang baik kepada kedua orang tua akan melahirkan banyak sekali kebaikan. Kehidupan anak akan diberkahi jika dia berbakti kepada keduanya.
Bukankah kedua orang tua adalah tiket surga seorang anak?
Jika benar demikian, maka anak yang menyia-nyiakan orang tuanya sama saja menolak untuk masuk ke dalam surga Allah Swt, tempat yang dipenuhi oleh kenikmatan tiada habisnya, melebihi kenikmatan paling indah di dunia.***