Mau Tahu Pintu Masuknya Ghibah, Dari Mana Saja...

1 April 2023, 21:20 WIB
Pintu-pintu ghibah yang bisa menjadi jalan masuknya sebuah pembicaraan /Dwi Widiyastuti/Dokumen pribadi

PORTAL PEKALONGAN – Ghibah ternyata menyenangkan dan mengasyikkan. Padahal kalau kita tahu hal ini merupakan dosa besar, pasti kita tidak akan melakukannya. Banyak pintu menuju ghibaher.

Tanpa kita sadari ternyata banyak pintu menuju ghibah. Jalan ini berada di sekeliling kita. Namun kita tetap saja masih masuk dalam komunitasnya tanpa kita sadari.

Pintu ghibah terbuka lebar dalam kehidupan sehari-hari. Nah, yang masuk perangkap tentu sadar atau tidak sadar memulai dengan hati yang gembira.

Baca Juga: Tiket Promo Angkutan Lebaran 2023, Jual 10.920 Tiket dan Diskon Spesial

Dilansir Portal Pekalongan dari Ustadz Junianto menjelaskan banyak pintu-pintu ghibah yang perlu diwaspadai.

Pintu-pintu ghibah bisa kita lihat sebagai berikut:

Pertama, Ghibah untuk keakraban.

Tanpa sengaja kita nimbrung pada komunitas yang sedang berghibah. Kita tahu mereka sedang membicarakan orang lain, karena tidak enak hati maka kita ikut di dalamnya.

Maksud hati biar kita tidak dikira sombong atau jaim jadi ikut. Padahal ini salah satu pintu pembuka kita terjun dalam dunia ghibah.

Kedua, Berlagak sebagai pelajaran

Adapula yang berhibah ria dengan berlagak mengambil pelajaran dari keburukan orang lain.

Dengan dalih berkata demikian: “ Sebenarnya saya tidak suka membicarakan aib orang lain hanya saya berharap ini bisa menjadi ibroh bagi kita semua.”

Kalimat di atas sering kita dengar dan familier. Kalimat-kalimat seperti itulah bisa menjadi pintu ghibah. Alih alih menasihati tapi ini akan berbuntut panjang dalam sebuah pembicaraan.

Ketiga, memamerkan kebaikan

Baca Juga: Kucing Suka Menggigit Jari Pemiliknya? Mau Tahu Mengapa?

Diantara mereka yang berghibah dan menjatuhkan orang lain dalam rangka untuk mengangkat  dirinya sendiri.

Kalimat yang muncul dalam perbincangan antara lain: “Disela-sela tahajudku, aku senantiasa memohon semoga Allah memperbaiki akhlaknya, dan menjauhkan kita dari perangainya.”

Kalimat ini memang memamerkan kebaikan namun dibalik itu semua mengandung unsur ghibah kepada orang lain.

Keempat, ghibah karena dengki

Ada pula yag berghibah karena hasad (dengki), maka orang ini telah menggabungkan antara perkara buruk, ghibah dan hasad.

Jika ada orang yang dipuji dihadapannya dia berpura-pura untuk berlaku bijak dan berkata: “Dia memang banyak hafalannya, tapi masih banyak yang keliru panjang pendeknya”

Kelima, ghibah meniru lagak orang lain.

Ada pula yang mewujudkan ghibah dalam bentuk ejekan dan menjadikannya mainan, dan membuat orang lain tertawa.

Sering kita melihat hal seperti ini. Berdalih menghibur ternyata ini termasuk dalam pintu menuju ghibah.

Keenam, Ghibah dengan pura-pura heran

Ada pula yang menghibah dengan berpura-pura takjub atau heran.

Contoh di dunia nyata. Diantara ustadz berkata dengan ustadz lain “ Sungguh mengherankan, bagaimana bisa si Fulan sebagai ustadz bisa berbuat begitu”

Atau seseorang berkata : “Aku heran dengan si fulan bagaimana dia mampu melakukan hal itu?”

Kalimat ini ini menampakkan aib orang lain  (yang ia ghibahi tersebut) dalam bentuk sikap keheranannya.

Ketujuh, ghibah dengan pura-pura berbelas kasihan

Diantara bentuk ghibah ada yang mewujudkan dalam bentuk belas kasihan.

Dengan kalimat: “Kasihan saudara kita ini ya, sebagai ustadz dia ngga mampu mendidik anaknya sendiri.”

Baca Juga: Keren, Sulawesi Selatan Dirambah KA, Jokowi: Kenalkan Moda Modern, Budaya Tepat Waktu, dan Budaya Antre

Maka orang lain yang mendengar perkataan itu mengira dia betul-betul peduli dengan si fulan yang digunjing, padahal yang dia maksud tengah menimpakan kekurangan dan merendahkannya.

Demikian pintu-pintu ghibah yang bisa menjadi jalan masuknya sebuah pembicaraan. Mau mencoba? Semoga tidak dan bisa menjadi kaca agar kita berhati-hati.***

 

 

Editor: Ali A

Sumber: Ustadz Junianto

Tags

Terkini

Terpopuler