Gus Baha: Mencari Malam Lailatul Qadar

10 April 2023, 06:03 WIB
Mencari Malam Lailatut Qadar, Begini Kata Gus Baha /Portal Pekalongan.com/

PORTAL PEKALONGAN - Bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini, kini sudah memasuki hari ke 19, dan itu artinya sudah semakin dekat 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ada satu moment yang paling dinanti pada saat menjelang Hari raya Idul fitri, yakni malam ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.

Malam ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, dalam istilah Jawa sering dikenal dengan sebutan likuran, karana likur itu hitungan ketika sudah melampau angka 20 ke atas. Menurut orang tua zaman dahulu, bulan Ramadhan kalau sudah memasuki 10 hari terakhir, waktu akan terasa sangat cepat sehingga, bulan Ramadhan pun akan berlalu.

Namun ternyata, ada yang begitu spesial di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan terlebih di malam likuran, dan malam likuran atau malam hitungan ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan merupakan malam yang didambagakan oleh seluruh umat muslim, dikarenakan turunnya lailatul qadar.

Baca Juga: Catat! Inilah Keistimewaan 10 Hari Terkhir Bulan Ramadhan

Lalu apa sebenanrnya malam Lailatul Qadar ini?

Malam Lailtul Qadar atau malam spesial di bulan Ramadan yang dikatakan merupakan malam yang lebih mulia dibanding 1000 bulan. Lantas kapan malam Lailatul Qadar itu?

Melansir dari Portal Pekalongan.com melalui sebuah kajian yang diunggah melalui kanal Youtube channel Nu Online, KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Baha, menyampaikan tentang adanya malam Lailatul qadar ini berawal dari keresahan Nabi Muhammad SAW.

Keresahan Rasulullah ini berkaitan dengan usia umatnya yang rata-rata pendek dan tentu kesempatan untuk beribadah tidaklah sama dibanding usia umat Rasul terdahulu yang mencapai ratusan tahun.

Baca Juga: Contoh Soal PG PAT Matematika Kelas 9 SMP MTs Materi BRSL Disertai Kunci Jawaban dan Pembahasan Part 1

“Saya punya kitab dan kitab ini kredibel, ya, kitab orang dulu kitab hadits, itu ceritanya, Nabi Muhammad SAW sedang bercerita Nabi Nuh itu umurnya 1000 Tahun kurang 50, berarti 950 tahun, Nabi Ibrohim juga memiliki umur ratusan tahun macem – macem, terus ada keresahan,” ucap Gus Baha menjelaskan.

Belajar dari nabi terdahulu yang memiliki umur ratusan bahkan ribuan tahun untuk berdakwah, Nabi Muhammad pun memeiliki keresahan yang luar biasa, dikarena Nabi Muhammad tahu, bahwa umatnya akan memiliki umur yang pendek. Jika dihitung maka amalan ibadah umat Nabi Muahammad SAW, tentu akan sangat jauh berbeda dengan umat nabi terdahulu.

“Keresahan Nabi Muhammad SAW itu seperti ini, “Lho, kalau umatku umrunya pnedek terus bagaimana?” terus Allah merespon resahe Kanjeng Nabi dengan diberikan bonus berupa Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 tahun,” lanjut Gus Baha menjelaskan.

Baca Juga: Duet Ganjar-Mahfud MD Bakal Menangi Pilpres 2024, Ini Alasan Eros Djarot ke PDIP

Hal ini juga telah dinyatakan dalam berbagai riwayat hadis, salah satunya diriwayatkan oleh Muhammad ibn al-Musayyab ibn Ishaq.

Rasulullah bersabda, "Usia umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit sekali di antara mereka yang melebihi usia tersebut."

Berdasakan hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Malik dalam al-Muwaththa:

إنَّ رَسُوْلَ اللهِ r أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ ما شاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أعمارُ أُمَّتِهِ أَنْ لاَ يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فِيْ طُوْلِ الْعُمْرِ فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya -yang relatif panjang- sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan,” (HR Malik).

Baca Juga: Kemenhub Jamin Pasokan Logistik Lancar selama Libur Lebaran, Ini Dasarnya

Sabagaiamana disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Ankabut ayat 14, Allah SWT menjelaskan tentang usia umat Nabi Nuh seribu tahun kurang lima puluh tahun, atau 950 tahun.

Lantas Allah menetapkan malam Qadar setara dengan seribu bulan adalah sebagai fasilitas bagi umat Rasulullah apabila ingin mendapatkan banyak pahala.

Menurut hadis sahih yang dikutip dari Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169, Nabi Muhammad SAW menyebutkan:

Baca Juga: Berbagi Buku di Ajang Bazar Sembako Murah, Founder Rumah Baca Purnama: Mari Tingkatkan Gemar Membaca!

“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan” [Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169].

Gus Baha juga menjelaskan untuk mencari malam Lailatur Qadar tidak hanya pada 10 malam terkahir bulan Ramadan. Melainkan berdasarkan beberapa pendapat ulama, melalui surat Al-Baqarah ayat 185 di mana selama bulan Ramadan adalah bulan yang mulia.

Baca Juga: Buya Yahya: Karakter Orang Lebih Istimewa Jika Dapat Malam Lailatul Qadar, Raih dengan Keikhlasan dan Ikhtiar

Dengan melaksanakan ibadah puasa, membaca Alquran, salat tarawih menghadap kiblat dan menjauhi maksiat, menurut Gus Baha berarti bersungguh-sungguh mencari malam Lailatul Qadar.

"Jika hanya berpatokan pada Hadits Nabi yang mencari (Lailatur Qadar) ketika 10 hari tekahir atau sejak malam 21 berarti tidak sungguh-sungguh. Jika memang bersungguh-sungguh (umat Islam) akan mencari sejak pertama puasa," tandasnya.***

Editor: Ali A

Sumber: YouTube NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler