PORTAL PEKALONGAN – Secara khusus, Malam Lailatul Qadar disebutkan terjadi pada malam-malam ganjil bulan ramadan.
Namun, dalam hadits disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar datang pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.
Dilansir dari buku Hadits Ringkasan Shahih Musmim yang disusun oleh Zaki Al-Din Abd Al-Azim Al-Mundziri. Diriwayatkan dari Ibn Umar r.a: Rasulullah Saw, bersabda: “Carilah malam lailatul qadar itu pada sepuluh malam terakhir. Kalau kamu tidak mampu, jangan tertinggal tujuh malam terakhirnya.” (3:170-SM.)
Baca Juga: Lailatul Qadar Malam 1000 Bulan: Makna, Keistimewaan, Waktu dan Cara Mencarinya
Dalam buku yang sama, Diriwayatkan dari abu Said Al Khudri r.a: Rasulullah saw, beriktikaf pada sepuluh malam yang kedua bulan ramadan mencari Lailatul Qadar sebelum diperlihatkan kepada beliau.
Setelah itu, beliau diperintahkan untuk dipancangkannya tenda, kemudian dibongkarnya.
Lalu diperlihatkan kepada beliau bahwa Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam terakhir, kemudian beliau memerintahkan untuk dipancangkan tenda lagi, dan beliau mengulanginya lagi.
Kemudia beliau pergi menemui orang-orang seraya bersabda,”Wahai manusia, sesungguhnya, lailatul qadar itu telah diperlihatkan kepadaku, lalu aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian, tetapi ada dua orang yang bercekcok mulut mengaku benar sendiri sehingga dibarengi setan. Oleh karena itu aku dibuat lupa untuk menentukannya. Oleh karena itu, carilah malam itu pada sepuluh malam terakhir bulan ramadan pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima.”
Perawi bertanya,”Wahai Abu Said, engkau lebih mengetahui tentang bilangan itu daripada kami!” Saya menjawab, “Ya, kami lebih mengetahuinya daripada kamu.”
Perawi bertanya lagi,”Apa maksud malam kesembilan, ketujuh dan kelima itu?”