Lailatul Qodar: Malam Kemuliaan dan Kunikan Rahasia Keberadaanya

- 23 April 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi Lailatul Qodar
Ilustrasi Lailatul Qodar /Pixabay

PORTAL PEKALONGAN - Bulan Ramadhan merupakan bulan pengemblengan jiwa dan raga. Bulan ini puasa menjadi ibadah wajib yang terdapat malam kemuliaan yaitu Lailatul Qodar.

Lailatul Qodar ibarat hadiah besar bagi mereka yang berpuasa dengan kesungguhan hati.

Lailatul Qodar juga mempunyai keunikan yang keberadaannya sampai sekarang masih menjadi rahasia, hanya Allah yang tahu.

Baca Juga: Info Haji 2022: Kloter Pertama Jemaah Haji 4 Juni 2022 Siap Diberangkatkan dengan jumlah 100.051 Jemaah

Lailatul Qqodar sebagai monumen akhir di bulan Ramadhan guna mengembalikan potensi fitrah menjadi kata kunci keberhasilan manusia. Keluar menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan sebagai bekal menuju keabadian hidup di akhirat nanti.

Tolak ukur Lailatul Qodar juga dapat dilihat kesenangan hati dalam menjalan ibadah di bulan Ramadhan dari berpuasa, sedekah, empati, suka menolong dan ibadah yang lain.

Riwayat Ibn Abbas, Rasulullah saw bersabda: “Seandainya umatku memahami rahasia dan keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan, sungguh mereka akan mengharapkan setahun penuh menjadi bulan Ramadhan. Karena kebaikan dikumpulkan, ketaatan diterima, doa-doa akan diijabahi, dosa-dosa diampuni, surga digelar untuk mereka”.

Dengan ibadah puasa manusia diuji kejujurannya dan penghambaannya di hadapan Allah. Kita semua memahami, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, kita dididik untuk berdisiplin, meskipun itu hak milik kita dan halal, tetapi ajaran agama belum mengizinkan untuk kita sentuh, maka kita mengikuti tuntunan agama kita itu.

Di sinilah makna kejujuran dan ketaatan kita, untuk meraih ketaqwaan, yang didefinisikan sebagai imtitsâlu awâmirihi wa ijtinâbu nawâhihi.

Kepatuhan seorang hamba akan seluruh perintah Allah, dan meninggalkan jauh-jauh semua larangan-Nya, adalah jati diri dari seseorang beragama. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan:

Riwayat dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, bahwa seluruh amal perbuatan Anak Cucu Adam untuknya, kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk Aku, dan Aku akan membelasnya.

Dan apabila puasa salah seorang kalian, maka janganlah berkata rafats, mendorong cepat, maka apabila salah seorang ada yang mengumpat atau memeranginya, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku seseorang yang berpuasa, dan demi Dzat yang jiwa Muhammad dalam kekuasaan-Nya, sungguh aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya aroma minyak misik (kesturi). Bagi orang yang berpuasa berhak dua kebahagiaan, yang akan dinikmatinya, ketika berbuka ia berbahagia, dan ketika berjumpa dengan Tuhannya, ia berbahagia dengan puasanya” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

 Oleh karena itu, marilah pada kesempatan di bulan penuh berkah ini, kita maksimalkan ibadah puasa kita dengan menyempurnakannya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Selain tadarus, juga menghadiri kegiatan majelis ilmu, karena dengan demikian apa yang kita peroleh di bulan puasa ini, akan menjadi tabungan dan investasi besar bagi masa depan kita.

Baca Juga: Susilo Teguh Raharjo, Memperoleh Kenaikan Pangkat Brigjen Polisi

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah! Allah SWT berfirman :

  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
  2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
  3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
  4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
  5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Tidak ada keragu-raguan lagi bagi kita, bahwa pada malam Lailatul Qadar tersebut Allah menurunkan para malaikat untuk membawa rahmat dan kasih sayang Allah, dilimpahkan kepada hamba-hamba Allah yang memanfaatkan untuk mendekatkan diri bertaqarrub dan bermunajat kepada-Nya.

Nabi saw bersabda: “Pintu langit dibuka di malam Lailatul Qadar, tidak ada seorang hamba yang shalat di dalamnya, kecuali Allah menjadikan baginya, pada setiap takbir, laksana menanam pohon di surga, sekiranya dia berjalan seseorang yang mengendarai dalam bayangan keteduhannya 100 tahun, sungguh tidak mampu melewatinya, pada setiap rakaat, dinilai satu rumah di surga dari intan, permata, batu permata seperti zamrud, dan mutiara, dan pada setiap ayat bacaannya dalam shalat ibarat mahkota di surge, dan pada setiap duduk, adalah derajat dari ketinggian surga, dan pada setiap salam perhiasan dari perhiasan surga” (Zubdatul Wa’idhin).

Allah juga berjanji akan mengabulkan seluruh doa dan permohonan kita.Karena itu pula Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa dan memohon kepada-Nya.

Malam ganjil, yang dinantikan oleh hamba-hamba Allah dan kekasih-Nya yang ingin bermanja-manja dan bermesra-mesra dengan penuh ketawadluan dan kekhsyu’an.

Sebagaimana Firman Allah: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al-Baqarah, 2:186).

Malam Lailatul Qodar, adalah malam kemuliaan dan sekaligus penentuan.

Pada malam itu Allah memberi kesempatan kita, untuk menjemput para Malaikat pembawa rahmat dan kasih sayang-Nya, hingga fajar akan terbit.

Malam yang lebih baik dan lebih indah dari 1000 bulan. Kapan malam kemuliaan itu tiba, tampaknya dirahasiakan oleh Allah.

Para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan, malam pertama Ramadhan, ada tanggal 17 Ramadhan, ada yang berpendapat 10 hari terakhir.

Namun mayoritas Sahabat dan Ulama menyatakan 27 Ramadhan. Seorang Ulama Sufi menyatakan pengalamannya, bahwa selama hidupnya dia menjumpai malam Lailatul Qadar itu pada malam 27 Ramadhan.

Ada yang menghitung bahwa huruf Lailatul Qadar terdiri dari 9 huruf, disebut sebanyak 3 kali dalam al-Qur’an, maka tanggal 27 Ramadhan.

Baca Juga: Rektor Fathur Rokhman: Jangan Usik Pilrek, Ada yang Provokasi Kami Tindak secara Hukum

Yang jelas “kerahasiaan” tersebut dimaksudkan, agar hamba-hamba Allah agar berusaha dan bekerja keras, untuk meraihnya dengan memperbanyak ibadah di malam-malam tersebut, sebagaimana dirahasiakannya saat-saat mustajabah di hari jumat, sebagaimana shalat wustha dari shalat lima waktu, dan nama yang Agung dari sekian banyak nama, dan untuk meraih ridha-Nya agar kita berjuang untuk meraihnya di semua malam-malam kemuliaan itu”.

Kita semua berharap, semoga momentum bulan puasa ini dan malam Lailatul Qadar ini, dapat membawa pengaruh positif bagi kita semua, kita dapat mengambil hikmah penting, menjadi orang-orang yang jujur, berkhidmat bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan mengakhiri praktik dan tindakan yang merugikan masyarakat, dan tentu diri mereka sendiri, dengan mengawali tindakan yang positif dan bermanfaat bagi kepentingan rakyat.

Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT, dan kita layak dapat menjumpai-Nya di akhirat kelak.

Dan kita termasuk hamba-Nya yang kembali kepada fitrah, hamba-hamba yang meraih kemenangan dan kebahagiaan, semoga Allah menerima ibadah kita, dan kita semua sepanjang tahun, mendapat kemuliaan dan keberkahan lailatul qadar, senantiasa berada dalam kebaikan dan keberkahan.

Demikian artikel tentang Lailatul Qodar malam kemuliaan dan kunikan rahasia keberadaanya.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah