Pungguan dilakukan masyarakat Jaton satu minggu menjelang puasa Ramadhan. Selain berziarah, hal utama yang dilakukan masyarakat adalah membersihkan makam, doa bersama dan bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, baik dari Kelurahan Kampung Jawa Tondano maupun sekitarnya.
Selama bertahun-tahun masyarakat Jaton tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani. Hal ini dikarenakan penduduk desa Jaton mayoritas merupakan keturunan langsung Kyai Modjo.
Baca Juga: Gus Baha: Ibadah Terbaik Manusia itu Senang, Maka Jangan…
Kyai Modjo merupakan guru dari Pangeran Diponegoro yang dibuang oleh penjajah Belanda bersama dengan 63 pengikutnya pada tahun 1828 ke daerah Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Nilai-nilai Islam yang diperoleh dari tradisi ini adalah keimanan, ibadah dan kebersihan. Pungguan masih bertahan sampai saat ini karena masyarakat Jawa Tondano menghormati, menjaga dan melestarikan tradisi oleh para leluhur. ***