Network
PORTAL PEKALONGAN - Kita mungkin sudah begitu familiar dengan buah kurma. Bagiamana tidak, buah kurma ini menjadi buah primadona pada saat bulan Ramadhan, sehingga tak sedikit para pengusaha dadakan yang khusus menjual kurma pada saat masuk bulan Ramadhan sampai akhir Ramadhan.
Buah dengan memiliki rasa manis legit ini sangat dicari – cari oleh kebanyakan orang terlebih ada sat bulan Ramadhan.
Hal itu tentunya sudah dianjurkan oleh Nabi Agung Muhammad SAW, bahwa bebuka puasa itu dengan makan buah kurma dalam hitungan ganjil, dan itu hukumnya sunah.
Baca Juga: Cocok Mengisi Liburan Lebaran! Inilah 5 Spot Wisata Keren di Kecamatan Kajen, Pekalongan
Sebagaiamana kita ketahui bersama bahwa hukum sunah itu akan mendapatkan pahala bila dikerjakan dan tidak berdosa bila ditinggalkan.
Dari hukum tersebut, tentunya tidak diharuskan berbuka puasa dengan memakan buah kurma. Namun, ada sebagian orang yang menganggap hukum sunah ini seperti kewajiban, yang suka tidak suka, mampu tidak mampu, ada ya diadakan intinya harus menggunakan kurma sebagai takjil utama.
Namun, berbeda halnya dengan apa yang disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Bahauddin Nur Salim atau akrab disapa dengan nama Gus Baha.
Baca Juga: Menjelang Lebaran, Pengajian Ibu-ibu MAJT Salurkan 1.050 Paket Sembako kepada Dhuafa
Dalam sebuah kajian yang diunggah melalui akun TikTok channel Ngaji Gus Baha4, menjelaskan tentang ketidak harusan berbuka puasa dengan kurma.
“Sekarang orang Islam membeli kurma dengan mudah, dikit – dikit buka dengan kurma Sunah Rasul, buka dengan kurma,” Ucap Gus Baha
Nabi Muhammad saw. mengajarkan, setiap orang membatalkan ibadah puasanya dengan makan kurma dan minum air.
Baca Juga: Prof Imam Taufiq Ungkap 4 Perilaku Ringan Pengantar Manusia Masuk Surga
Di balik anjuran tersebut, ternyata kurma menyimpan sederet manfaat baik untuk kesehatan apabila buah ini dikonsumsi dengan cermat, sehingga berbuka puasa dengan kurma menjadi sebuah anjuran.
Namun, tidak semuanya mampu untuk membeli kurma, dikarenakan harga kurma juga tidak murah, terlebih kurma super yang harganya juga terkadang sampai bukin baper.
“Itu karena kalian mampu membelinya, lalu bagaimana dengan orang – orang yang melarat, terus bukanya pakai apa? Sampean itu jangan aneh – aneh,” tegas Gus Baha.
Ya, kondisi hidup memang sudah menjadi qodarulloh. Sehebat apapun usaha yang dilakukan apabila belum ditakdirkan menjadi kaya, maka kekayaan tidak akan menghampirinya.
Baca Juga: Awal yang Baik, Timnas Teqball Indonesia Raih Dua Perunggu pada Pra-SEA Games 2023
Begitu juga yang ditakdirkan menjadi kaya, walaupun hanya bermodal seadanya bahkan hanya bermodal kata, kekayaan pun akan datang menghampirinya.
Untuk itu, menurut hukum ilmu fikih pun menjelaskan bahwa berbuka pusa tidak mesti menggunakan kurma, sebab tidak semua orang itu mampu membeli kurma.
“Makanya di Fikih itu dijelaskan, kalau bisa kurma, kalau tidak bisa ya asal manis, kalau tidak ada ya asal jangan nyuri, dah gitu titik,” pungkasnya.
Sebagaimana kita pahami bersama bahwa Buka puasa dengan makanan manis memang bukan sebuah kewajiban.
Namun perlu kita ketahui bersama bahwa, mengosumsi jenis makanan yang manis ternyata cukup baik bagi tubuh.
Baca Juga: BNPB Sebut Adanya Potensi Terjadi Bencana saat Mudik Lebaran 2023
Pasalnya, makanan manis akan membantu mengembalikan energi dan kadar gula darah dengan cepat. Dengan begitu, energi tubuh bisa segera pulih.
Seperti sudah diketahui bersama, saat puasa tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu tertentu. Hal ini kemudian menyebabkan jumlah kadar gula darah menurun.
Selain kadar gula, puasa juga memengaruhi jumlah cairan dan elektrolit dalam tubuh. Konsumsi makanan maupun minuman manis bisa dengan cepat mengembalikannya. Namun, sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan. ***
