Jokowi: Boleh Mudik Ramadhan 2022 Karena Tren Covid-19 Sudah Turun, Warga Tetap Harus Taat Hal Berikut

24 Maret 2022, 20:08 WIB
Jokowi menyampaikan Keterangan Pers /

PORTAL PEKALONGAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) semalam menegaskan bahwa tidak ada larangan mudik di bulan Ramadhan 2022 mendatang karena kasus sebaran Covid-19 sudah menurun. Keterangan pers tersebut diunggah oleh akun Youtube Sekretariat Presiden.

Disebutkan Jokowi bahwa per 22 Maret 2022 perkembangan tren Covid-19 sudah menurun. Sehingga pemerintah pun bersiap mengambil langkah-langkah terkait keadaan tersebut, termasuk mudik Ramadhan 2022.

Tren Covid-19 turun, Jokowi menjelaskan revisi kebijakan bagi pelaku perjalanan dari luar negeri. Mereka bisa masuk dari bandara mana pun yang ada di Indonesia tanpa perlu karantina.

Baca Juga: PT KAI Menambah Frekuensi Perjalanan Kereta Api Sejak Maret 2022, Intip Rute dan Syarat Naik Untuk Mudik 

Namun demikian, pemberlakuan tes swab RT-PCR tetap diwajibkan setiba di tanah air. Jika hasilnya negatif maka mereka bisa langsung keluar bandara dan beraktivitas. Lain halnya jika positif, mereka akan diberikan penanganan khusus dari satgas Covid-19.

Situasi pandemi yang sejak dua tahun lalu mengharuskan situasi ibadah Ramadhan menjadi terbatas bisa lega sekarang. 

Ramadhan 2022 tahun ini, Jokowi mencabut larangan salat tarawih di masjid dengan syarat tetap ada pemberlakuan prokes yang ketat.

 “Tahun ini bisa tawarih di masjid dengan menetapkan protokol kesehatan. Mudik juga diperbolehkan dengan syarat sudah dapat 2 dosis vaksin dan 1 dosis booster dengan menetapkan prokes ketat,“ ujar Jokowi.

Bagi para pejabat dan pegawai pemerintah tidak boleh melakukan buka bersama atau open  house saat Idul Fitri.

“Semoga tren Covid-19 yang semakin membaik ini dapat kita pertahankan. Saya minta semua tetap disiplin menerapkan prokes,” ujar Jokowi lagi.

 Baca Juga: Doa Menahan Marah Untuk Orang Tua dan Anak, Teh Ninih: Pintu Masuk Setan Bernama Marah

Dalam video yang lain sebelum keterangan pers ini, Prof Wiku Adisasmito, koordinator tim pakar dan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, menegaskan kembali bahwa perihal pentingnya taat prokes 3M dan mendapat vaksin booster.

Dijelaskan Wiku, imunitas manusia terhadap Covid-19 ada batas waktunya. Oleh sebab itu, perlu vaksin booster guna memperpanjang waktu imunitas. Vaksin telah terbukti efektif menurunkan tingkat bahaya Covid-19 apabila tertular.

“Bagi lansia, kini bisa divaksin booster tiga bulan setelah vaksin kedua. Bagi penyintas Covid-19 ringan, bisa vaksin sebulan setelah sembuh. Yang terkena gejala berat, harus tunggu tiga bulan setelah sembuh,” ujar Wiku lagi.

Vaksin terbukti ampuh sebagai tameng bagi yang terinfeksi. Namun, taat prokes: memakai masker, menutup mulut hidung, dan menjaga jarak adalah perlindungan optimal menangkal Covid-19.

Baca Juga: Cara Menyembuhkan Ambeien atau Wasir dengan Resep Ramuan Obat Herbal Ala Arief Hariana

Dalam masa transisi ini, setiap pribadi dihimbau untuk lebih hati-hati dan mengurangi kemungkinan akan terinfeksi Covid-19, terutama jika memiliki populasi rentan. Komorbid paling ditakuti adalah Diabetes Melitus.

Saat ini di tengah keterbatasan jumlah vaksin dunia, Indonesia telah berhasil mengupayakan program vaksin booster sebesar 6.06%. Di tingkat dunia capaian vaksin booster sebesar 18,85%.

Belajar pada negara dengan capaian vaksin booster tinggi di dunia, tanpa diimbangi prokes maka resiko kenaikan angka infeksi Covid-19 tetap ada. Lima negara dengan capaian booster tinggi adalah Italia, Jerman, Inggris,Vietnam, dan Thailand.***

Editor: Ali A

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler