Agar Kecelakaan Bus Pariwisata Tak Terulang, Djoko Setijowarno: Pahami 2 Karakteristik Operasionalnya

- 30 Mei 2024, 20:30 WIB
Penampakan bus Trans Putera Fajar usai kecelakaan maut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, akhir pekan lalu
Penampakan bus Trans Putera Fajar usai kecelakaan maut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, akhir pekan lalu /dok. Kemenhub /

PORTAL PEKALONGAN - Agar kecelakaan bus pariwisata tidak lagi terulang, masyarakat diminta memahami 2 karakteristik operasional bus pariwisata.

Hal itu ditegaskan pakar transportasi Indonesia Djok Setijowarno dalam rilis yang dikirim ke redaksi portalpekalongan.com, Kamis, 30 Mei 2024.

"Perlu upaya jangka pendek untuk menghindari kecelakaan mobil bus pariwisata. Kampanye masif perlu dilakukan supaya masyarakat menjadi lebih peduli akan berkeselamatan menggunakan bus pariwisata," jelas Djoko Setijowarno yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.

Menurut dia, ada dua karakteristik operasional bus wisata (Wildan, 2024), yaitu tidak diatur rutenya (bisa ke mana saja) dan tidak diatur waktunya (bisa beroperasi sepanjang hari tanpa istirahat).

Baca Juga: Djoko Setijowarno Mengimbau Pengguna PO Wisata agar Manusiawi dalam Membuat Itinerary Perjalanan

"Kedua karakteristik di atas menimbulkan masalah," katanya.

1. Sulit pengawasannya di mana bus umum lainnya diawasi melalui terminal maupun oleh para transporter yang ada di layanan trayek tersebut, sementara bus wisata sulit mengawasinya.

2. Sebagian besar jalan menuju destinasi wisata itu sub standar yang tidak ramah untuk kendaraan besar, risiko rem blong dan masuk jurangnya tinggi,

3. Sebagian besar pengguna bus wisata menyusun itinerary perjalanan wisata sehemat mungkin, siang wisata, malam di jalan, ini memicu kelelahan pada pengemudi.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Djoko Setijowarno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah