Batik Parang Lereng Tak Boleh Dikenakan Saat Tasyakuran Kaesang Erina, Undangan Wajib Tahu Alasannya

7 Desember 2022, 14:31 WIB
Apa artinya motif batik parang lereng (kiri) dan filosofi makna batik parang rusak (kanan) lengkap alasan tamu tidak boleh menggunakannya saat tasyakuran perinikah Kaesang - Erina. /Kolase tangkap layar Instagram.com/@tobo_gallery dan Instagram.com/@ambarbatikjawa.

PORTAL PEKALONGAN – Tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono akan digelar di Solo , Minggu 11 Desember 2022 di Puro Mangkunegaran.

Ada beberapa aturan yang wajid diketahui oleh para undangan salah satunya tidak diperkenankan mengggunakan batik dengan motif parang lereng.

Larangan tersebut langsung disampaikan oleh wali kota Solo Gibran Rakabumi, kakak dari Kaesang, meskipun larangan tersbut sebenarnya bukan datang dari keluarga, tapi dari pihak Pura Mangkunegaran.

Baca Juga: Pertahankan Juara Umum MTQ Jateng, Kota Semarang Susun Strategi dengan Gelar Raker LPTQ

Melansir dari situs resmi Puro Mangkunegaran, batik yang berkembang pada awal era Mataram dikenal sebagai batik Mataraman. Batik Mataraman kemudian berkembang di dalam tembok Karaton Kasunanan Surakarta dan menghasilkan kreatifitas berupa batik modern di Puro Mangkunegaran Surakarta.

Batik tersebut dibuat oleh para pembatik di dalam pura Mangkunegaran oleh para perempuan dalem beserta abdi dalem yang melhirkan motif-motif beserta corak baru.

Makna dan Filosofi Batik Parang Lereng

Parang Lereng salah satu motif batik parang yang ada di Indonesia. Ciri khas batik ini adalah motifnya yang berulang. Motifnya mengikuti garis diagonal dan konon diciptakan oleh Sultan Hanyokrokusumo.

Terinspirasi Susuhunan Agung melihat ombak bergulung-gulung saat meditasi di Pantai Selatan Jawa, maka terciptlah motif batik ini yang berbentuk memang mirip ombak bergulung.

Pada zaman Mataram berkuasa motif batik ini hanya boleh digunakan oleh para raja dan keturunannya. Aturan itu juga berlaku hingga awal kemerdekaan.

Motif parang memiliki banyak jenis. Parang menjadi salah satu motif batik tertua di Indonesia.

Parang berasal dari kata 'pereng' yang berarti 'lereng'. Kata 'pereng' itu hadir dalam rupa garis menurun secara diagonal yang dihadirkan batik Parang.

Pereng ini memiliki arti lereng. Tapi ada juga yang menyebut motif batik parang berasal dari kata karang yang berada di pinggir tebing pantai atau perengan.

Batik juga dilengkapi dengan susunan motif yang menyerupai bentuk S atau ombak laut yang saling berkait-kelindan tidak terputus yang menggambarkan kesinambungan.

Ibarat ombak laut, batik Parang berpesan pada manusia untuk tidak pernah berhenti menyerah. Batik ini menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus dalam memperjuangkan sesuatu.

Batik parang ini memiliki filosofi berkesinambungan dari atas sampai bawah.Hal ini juga menggambarkan keberlanjutan perjuangan dari orang tua ke anaknya, atau dari orang yang lebih tua ke yang muda.

Dahulu, motif ini digunakan sebagai penguat antara orang tua dan anaknya. Para raja akan memberi hadiah batik motif ini untuk anak-anak mereka. Hal ini sebagai ungkapan agar anak bisa melanjutkan cita-cita orang tua ke anaknya.

Motif parang juga bermakna sebagai perang. Perang melawan hawa  nafsu bukan musuh sesama manusia.

memakai motif batik parang, berharap bisa memerangi hawa nafsu di dalam diri atau pengaruh dari luar.

Itulah mengapa alasan mengapa tasyakuran pernikahan Kaesang dan Erina tidak memperbolehkan memakai batik motif parang lereng.

Demikian informasi tentang batik parang lereng tak boleh dikenakan saat tasyakuran Kaesang Erina, undangan wajib tahu alasannya.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler