Tugas mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.
Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya, mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera merah putih. Mereka protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan lalu mengibarkan bendera Indonesia, merah putih.
Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing, karena Ploegman
mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan tersebut. Hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik di Hotel Yamato, sehingga terjadi ricuh.
Baca Juga: Sinopsis Gopi Drama India ANTV Episode 236 Hari ini: Ahem Pura-Pura Khawatir ke Kokila
Sejumlah warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera tinggal tersisa menjadi merah putih.
Kemudian pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata. Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas
tertembak hingga mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.
Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor serta meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tau! Inilah Arahan Ibu yang Baru Melahirkan untuk Bayinya