Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.
Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah hingga terjadi pertempuran 10 November. Perang antarkedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, KH Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah.
Di balik pertempuran yang diperingati sebagai Hari Pahlawan terdapat makna yang tersurat di dalamnya.
Kisah perjuangan rakyat Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan muncul dalam buku sejarah pelajaran sekolah mulai dari SD hingga SMA.
Kisah tersebut tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan dan kepahlawanan yang bisa diambil contoh yang baik bagi anak-anak Indonesia, seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan kewajiban dan hak. Hal tersebut berkaitan dengan pendidikan karakter bagi pelajar.
Dengan tujuan untuk mengenalkan makna tentang peringatan hari pahlawan dan bisa mengaplikasikan makna Hari Pahlawan kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi pelajar khususnya, untuk mempertahankan kemerdekaan bisa dilakukan dengan belajar tekun, meraih prestasi di bidang yang diminati dalam sagala bidang baik akademik maupun nonakademik, menolong teman yang sedang kesusahan, dan membiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, serta tolong kepada orang lain.
Pendidikan karakter seperti itulah yang bisa diambil makna dari peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November.