Network
PORTAL PEKALONGAN - Sudah biasa setiap musim harga raya keagamaan harga-harga bahan pangan atau bahan kebutuhan pokok melonjak tinggi. Seperti halnya perayaan Natal lalu, harga-harga bahan kebutuhan pokok merangkak naik.
Isu aktual terkini, terpantau usai perayaan Natal hingga menjelang pertengahan Januari 2022, harga-harga bahan kebutuhan pokok di pasaran masih tinggi. Belum ada penurunan harga seperti minyak goreng, bawang, ayam, cabai, dan sejumlah pangan lainnya.
Menanggapi harga-harga bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memberikan perhatian secara khusus. Dia meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan upaya pengendalian harga bahan pangan melalui operasi pasar agar harga bahan pangan tersebut dapat kembali stabil dan normal serta tidak memberatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, Ketua MPR RI yang akrab disapa Bansoet itu meminta pemerintah bisa memberikan subsidi terhadap bahan kebutuhan pokok tertentu agar masyarakat tidak terbebani dengan peningkatan harga bahan pangan di pasaran yang terjadi saat ini.
"Kami meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian, bekerja sama dengan Bulog untuk mengupayakan menemukan solusi yang tepat dan bersifat konkret untuk mengatasi kenaikan harga pangan di pasaran saat ini. Seperti upaya untuk memperkuat penyediaan stok pangan dalam negeri dengan produksi yang cukup sehingga tidak ada alasan untuk impor sebagai alat instrumen pengendalian harga," kata Bamsoet dikutip Portalpekalongan.com dari siaran pers MPR RI, Senin 10 Januari 2022.
Bamsoet juga meminta pemerintah memperhatikan kehidupan para petani. Hal itu mengingat para petani menyiapkan bahan kebutuhan pokok tersebut mulai dari penanaman sampai produk pangan yang ada di pasar, dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.
Baca Juga: ISU AKTUAL! Masih Pandemi Sejumlah Daerah akan Dibanjiri Pendatang, Simak Respons Ketua MPR RI
Pasalnya, biaya produksi yang dikeluarkan petani merupakan salah satu indikator yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan harga pangan, sehingga ke depannya dapat dilakukan langkah efisiensi dan efektivitas program pertanian untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas dan bermutu secara tepat waktu.
