MTQN XXIX, Prof Ahmad Rofiq: Indonesia Siapkan Generasi Millenial Qurani Relijius dan Moderat

- 10 Oktober 2022, 10:04 WIB
Prof Ahmad Rofiq:  Indonesia memasuki tahun emas 2045, membutuhkan generasi millennial yang qurani, relijius dan moderat.
Prof Ahmad Rofiq: Indonesia memasuki tahun emas 2045, membutuhkan generasi millennial yang qurani, relijius dan moderat. /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - Tanggal 10-19 Oktober 2022 merupakan momentum strategis bagi seluruh bangsa Indonesia. 

MTQN yang digelar secara periodik dua tahunan ini, salah satu misi pentingnya adalah menyiapkan Generasi Millenial Qurani.

Tahun ini bertindak sebagai tuan tumah adalah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Ibu Kota Banjarmasin.

Perhelatan akbar MTQN XXIX ini mengambil tema "Kita Tingkatkan Kualitas SDM yang Unggul dan Qurani untuk Mewujudkan Masyarakat Relijius dan Moderat".

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Senin 10 Oktober 2022, Saksikan Hello Jadoo Hingga My Absolute Boyfriend

MTQN tahun ini akan di buka secara resmi oleh Presiden pada 12 Oktober 2022 dan disiarkan langsung secara nasional dan ditutup oleh Wakil Presiden 18 Oktober 2022.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas – yang sering disapa Gus Men -- mengatakan, peran umat Islam dalam mewarnai keberagaman Indonesia tak dapat dilepaskan dari spirit Alquran yang begitu membumi dan melekat dengan kehidupan bangsa Indonesia.

"Hal ini bisa dilihat dengan semaraknya pengajian-pengajian di musala, masjid, bahkan di rumah-rumah. Alquran adalah gerbang menuju pembentukan peradaban manusia seutuhnya” (Beritasatu.com, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Senin 10 Oktober 2022, Saksikan Superdeal Indonesia Hingga Three Billboards Outside Ebbing

Indonesia memasuki tahun emas 2045, membutuhkan generasi millennial yang qurani, relijius dan moderat.

Ini agenda yang perlu terus menerus diatur-utamakan, karena salah satu problem besar yang dihadapi oleh Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat, setelah India, China, dan Amerika, dan berpenduduk muslim terbesar dunia, dengan tingkat kemajemukan terbesar dunia, membutuhkan generasi millennial yang relijius dan moderat.

Prof Ahmad Rofiq di Kalimantan Selatan
Prof Ahmad Rofiq di Kalimantan Selatan

Misi terpenting dari MTQN tentu tidak hanya sekadar selebriti atau festival dua tahunan, dan siapa juara umumnya, akan tetapi makan yang lebih penting adalah lahirnya pemahaman dan penghayatan terhadap spirit dan nilai-nilai Alquran dalam mewarnai dan menjadi pilar-pilar terbentuknya akhlak yang mulia (akhlaqul karimah) dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia yang sangat plural.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Senin 10 Oktober 2022, Saksikan Kisah Nyata Hingga Suara Hati Istri Premier

Pluralitas atau kemajemukan sebagai sunnaturLlah, harus diposisikan sebagai khazanah dan kekayaan yang luar biasa berharga, namun untuk bisa menjadi kekuatan besar dan menjadikan bangsa dan negara Indonesia ini besar, dibutuhkan generasi yang layak untuk dibanggakan, karena adanya budaya kejujuran bagi semua warga bangsanya.

Finlandia dan New Zealand yang oleh media disebut-sebut sebagai negara yang paling aman dan paling demokratis di dunia, mustinya Indonesia yang seharusnya mampu belajar dan "mengalahkannya" dalam hal budaya kejujuran di Tanah Air tercinta ini.

Alquran sebagai pelita yang menyinari hati dan fikiran bangsa Indonesia, seharusnya mampu menjadi pelita dan suluh kehidupan bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang jujur dan berbudaya kejujuran.

Namun dalam dunia realita, rampaknya, masih belum mampu mewujudkannya.

Baca Juga: Jadwal Acara TransTV Senin 10 Oktober 2022, Saksikan Dream Box Indonesia Hingga Bioskop TransTV Homefront

Meskipun sebagai warga bangs aini, harus tetap optimistis dan husnudhan, bahwa pada saatnya, atas panduan Alquran dan juga kitab suci lainnya sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing, dapat mewujudkannya.

Seandainya kita mampu mewujudkannya, mungkin keberadaannya Lembaga Pemasyarakatan (LP) yang belakangan ini cenderung over-capacity, tidak lagi diperlukan, karena tidak ada warganya yang melakukan kesalahan, kekerasan, kriminalitas, korupsi, dan saling mengkriminalisasi. Bukankah pesan para pendiri negara ini, adalah "Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya".

Generasi Relijius dan Moderat    

Pesan utama terpenting yang diharapkan dari event MTQ Nasional ini, adalah resonansi positif dari ajaran Alquran yang memancar dari bumi lambung mangkurat yang relijius ke seluruh penjuru Indonesia dari Sabang hingga Merauke, yaitu terwujudnya generasi millennial yang Qur’ani, relijius dan moderat.

Rasulullah saw: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya (kepada) orang lain” (Riwayat Al-Bukhari). Ini karena Al-Quran adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah (2): 2). Al-Quran juga diturunkan sebagai obat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, dan kerugian besar bagi orang-orang yang berbuat aniaya (QS. Al-Isra’ (17): 82).

Baca Juga: 15 Contoh Soal SBdP Kelas 3 Tema 3 Subtema 1 dan 2 Persiapan Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban 

Di tengah-tengah Era Industri 4.0 yang membawa implikasi disrupsi perdaban, di mana hedonisme, materialisme, liberalisme, dan sekularisme merangsek dan bahkan memasuki ruang-ruang yang tak lagi bisa dibatasi (borderless) dan mulai memasuki 5.0 Era Society.

Apabila nilai-nilai Alquran yang sarat dengan dasar-dasar pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, berkarakter, dan berjiwa patriotisme, nasionalisme, dan keberagamaan yang moderat (tawasuth), berimbang (tawazun), keadilan (ta’adul/justice), persaudaraan (ukhuwwah), dan toleransi (tasamuh) yang penuh kasih sayang bagi seluruh penghuni alam raya (QS. Al-Anbiya’ (21): 107

Bisa mengisi ruang-ruang hati, fikiran, dan orientasi hidup bagi para generasi muda millennial, maka mereka akan  tumbuh dan berkembang menjadi generasi andal masa depan yang siap memimpin bangsa ini, yang memiliki integritas pribadi dan tidak silau terhadap godaan materi apalagi korupsi.

Para hammalat atau para Hafidh-hafidhah Alquran baik yang ber­musabaqah, rata-rata mereka lahir dari rumah-rumah tahfidh, terus berpertumbuh dengan sangat menggembirakan.

Baca Juga: 20 Contoh Soal PJOK Kelas 3 Tema 3 Subtema 1 dan 2 Persiapan Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban 

Penghafal Alquran di Indonesia, laman republika.co.id, 25 Oktober 2010, menyebutkan, adalah yang tertinggi di dunia.

Tahun 2010 diperkirakan ada 30.000 orang, tentu dalam waktu 10 tahun, boleh jadi bertambah menjadi dua kali lipat.

Sementara Arab Saudi waktu itu, memiliki 6.000 penghafal Alquran.

Meskipun dibanding dengan rasio penduduk muslim, angka tersebut relatif masih kecil. 

Rumah Tahdfidh Alquran yang terverifikasi ada 1.200 orang, dan dapat dipastikan akan tumbuh lebih cepat lagi.

Banyaknya hafidh-hafidhah Alquran ini tentu merupakan fenomena yang wajib disyukuri.

Akan tetapi jika perkembangan kajian Al-Qur’an makin intens, apalagi di era digital dan virtual, mereka harus terus menerus aktif dan itens pula dalam mengisi konten-konten moderasi Islam atau Islam wasathiyah.

Baca Juga: Hendrar Prihadi Diangkat Jadi Kepala LKPP, Siapa Pengganti Wali Kota Semarang?

Tujuannya agar mampu menghadapi kompetisi global, untuk menekan dan mendiseminasi ajaran-ajaran Alquran dengan pendekatan inter, multi, dan trans-disipliner, dengan corak ilmiah popular, reflektif referensial, agar menarik minat dan menjadi "santapan rohani" generasi millennial tersebut.

Selamat bermusabaqah dan menikmati keindahan bumi lambung magkurat, semoga para peserta, dewan juri, panitia, dan tuan rumah serta seluruh warga negara-bangsa Indonesia mendapat siraman keberkahan dari berkah MTQN XXIX.

Allahumma irhamna bi l-Qur’an wa ij’alhu lana imaman w anuran wa hudan wa rahmah. Allah a’lam bi sh-shawab.  

Baca Juga: Jadwal Acara MNC TV Senin 10 Oktober 2022, Saksikan Family 100, Upin dan Ipin Bermula, hingga Kontes KDI 2022

Prof Dr H Ahmad Rofiq MA adalah Alumnus TBS Kudus, Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah.

Prof Ahmad Rofiq juga Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat.

Prof Ahmad Rofiq juga anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, dan Ketua BPRS Kedung Arto Semarang.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah