Setelah Sukses Kolaborasi Main Wayang Orang, TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit 'Wahyu Makutharama'

- 4 Februari 2023, 09:13 WIB
TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit Lakon 'Wahyu Makutharama', Begini Kisah dan Makna Filosofinya.
TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit Lakon 'Wahyu Makutharama', Begini Kisah dan Makna Filosofinya. /Korlantas.polri.go.id/

Di Kutharungu ia bertemu dengan Hanoman. Diketahui Hanoman mendapat tugas dari Panembahan Kesawasidi untuk menjaga keamanan. Sebab, Panembahan Kesawasidi sendiri sedang bertapa di tempat tersebut.

Karna sempat mengungkapkan maksud kedatangannya kepada Hanoman. Namun, Hanoman yang berpegang teguh pada tugasnya menjaga tempat tersebut tak membiarkan Karna lewat. Sama-sama memiliki kemauan yang keras, keduanya pun bertarung. Karna pun mengeluarkan pusaka Panah Kunta Wijayandanu untuk menghadapi Hanoman yang memang dikenal sakti mandraguna.

Baca Juga: 7 Kata - Kata Mutiara Islam tentang Rezeki yang Sangat Memotivasi dan Menginspirasi

Hanoman sendiri tak menganggap remeh Adipati Karna sedikitpun karena ia mengetahui bahwa senjata Karna itu bukan sekadar pusaka. Hanoman pun terbang tinggi untuk menangkap panah yang telah dilepaskan oleh Karna. Serangan Karna pun terpatahkan dan ia kehabisan akal menghadapi Hanoman hingga ia kembali ke Awangga. Ia menolak pulang ke Hastina karena belum berhasil menjalankan tugasnya.

Sementara itu Pandawa mengandalkan Arjuna untuk mencari Makutharama. Perjalanan Arjuna ditemani oleh empat sahabat yang dikenal dengan Punakawan. Dalam perjalanannya ke Kutarungu, ia sempat dihadang oleh raksasa-raksasa yang menganggunya. Namun, dengan kesaktian Arjuna, serangan raksasa-raksasa itu tak menjadi halangan berarti.

Akhirnya, Arjuna pun sampai di Swelagiri. Beruntung ketika Arjuna sampai, Panembahan Kesawasidi sudah selesai bersemedi. Mengetahui insiden antara Hanuman dan Karna. Panembahan Kasewasidi pun menegur Hanuman lalu memerintahkan Hanuman bertolak ke Kendhalisada untuk bertapa dan memohon ampun atas kesalahannya.

Bertemu dengan Kesawasidi, Arjuna pun menjelaskan maksud kedatangannya. Panembahan Kesawasidi memberikan penjelasan bahwa sebenarnya Makutharama itu bukanlah sebuah barang/benda apalagi barang. Wahyu Makutharama merupakan pengetahuan tentang kebijaksanaan dan budi pekerti raja yang sempurna. Pengetahuan itu pun diajarkan secara lengkap ke Arjuna, bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat dasar alam, yakni matahari, bulan, bintang, mendung, bumi, samudra, api, dan angin.

Setelah selesai menyampaikan ajaran Makhutarama atau Astabrata itu, Panembahan Kesawasidi menyerahkan pusaka Kuntawijayandanu yang sempat direbut Hanuman kepada Arjuna. Ia meminta pusaka tesebut agar diserahkan kembali kepada Karna sebagai pemilik. Arjuna pun bertolak meninggalkan Panembahan Kesawasidi.

Tanpa sepengetahuan Arjuna, Kesawasidi kemudian berubah menjadi wujud aslinya yaitu Prabu Kresna. Prabu Kresna secara diam-diam membuntuti Arjuna kembali ke kerajaannya di Amarta.

Di Amarta, para punggawa Pandhawa dan para sahabat sedang resah. Sebab,Arjuna yang sedang mencari wahyu Makutharama tidak kunjung pulang. Sementara itu, Prabu Kresna yang merupakan patron dekat Pandhawa dari Dwarawati juga lama tidak berkunjung. Puntadewa sebagai kakak pertama kemudian memerintahkan Werkudara untuk mencari Prabu Kresna. Sementara itu, anak Werkudara, Gatotkaca diperintah terbang untuk mencari Arjuna.

Halaman:

Editor: Arbian T

Sumber: Korlantas.polri.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x