Solidaritas Untuk Palestina atas Penjajahan dan Genosida Israel, PRMN Tegaskan Sikap Ini

- 4 November 2023, 20:44 WIB
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 1 November 2023. (REUTERS/Fadi Whadi)
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 1 November 2023. (REUTERS/Fadi Whadi) /

PORTALPEKALONGAN.COM - Serangan Israel yang kian hari semakin membabi-buta membuat jumlah korban meninggal dunia bertambah.

Para korban tidak hanya berasal dari para pasukan pejuang Hamas, namun juga warga sipil seperti perempuan dan anak-anak.

Tak hanya itu, kekejaman Israel juga ditunjukkan dengan pengeboman ke sejumlah rumah sakit yang ada di Jalur Gaza.

Tindakan Israel yang sama sekali tidak manusiawi itu kemudian membuat sejumlah pihak melayangkan kecaman, baik dari selebriti hingga sejumlah media yang ada di dunia termasuk Pikiran Rakyat Media Network.

Menyikapi situasi tersebut, Forum Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Media Network menyatakan sikap ketidaknetralannya sebagai media dengan melayangkan keberpihakannya terhadap Palestina.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Pipis Kucing Sangat Menyengat, Ngakk Usah Pakai Emosi

Hal itu disampaikan melalui pernyataan resmi mengenai sikap yang diambil Forum Pemimpin Redaksi PRMN sebagai lembaga media yang netral.

"Menyikapi situasi tersebut, Forum Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Media Network tidak bisa lagi bersikap netral. Forum Pemred PRMN perlu menyatakan keberpihakannya terhadap Palestina," tulis dalam pernyataan sikap Forum Pemimpin Redaksi PRMN.

Keberpihakan terhadap Palestina ditunjukan Forum Pemred PRMN sebagai media massa dengan menyebarkan informasi yang ditampilkan dalam poin-poin yang telah disepakati bersama di antaranya:

1.    Penggunaan kata ‘penjajah’ yang disandingkan dengan kata ‘Israel’ dalam konten yang dipublikasikan.

2.    Memakai istilah ‘genosida’ serta ‘pembantaian’ untuk apa yang terjadi di Palestina dalam konten yang dipublikasikan.
 
3.    Menyampaikan berita situasi di Palestina yang berimbang dan menghindari narasi tunggal dari media-media dari negara pendukung penjajah Israel.

4.    Mendukung penuh langkah pemerintah Indonesia di tingkat internasional dalam memperjuangkan perdamaian dan bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Ukir Prestasi, Mahasiswa IISMA UNDIP 2023 Sukses Kenalkan Budaya Indonesia di Ceko

Selain poin di atas, Forum Pemred PRMN juga mendesak kepada penjajah Israel untuk menghentikan segala upaya agresi dan kekerasan terhadap warga Palestina.

"Desakan kepada penjajah Israel untuk menghentikan segala agresi dan kekerasan harus terus digaungkan. Segala doa dipanjatkan untuk mewujudkan solusi damai dan permanen. Inilah sikap kita, sebagai manusia yang beradab," ungkapnya.

Untuk diketahui, perang antara Israel dan pasukan pejuang Hamas dimulai sejak penyerangan 7 Oktober 2023 lalu.

Setelah serangan itu, penjajah Israel semakin kejam menggempur wilayah Palestina yang berada di Jalur Gaza hingga membuat ribuan orang meninggal dunia.

Gempuran penjajah Israel tidak hanya ditujukan kepada para pejuang Hamas, namun juga warga sipil yang kebanyakan berasal dari anak-anak dan perempuan.

Terakhir, penjajah Israel bahkan membombardir kamp pengungsi di Jabalia, tempat warga Palestina tinggal. Kamp tersebut diserang dalam dua hari berturut-turut, Selasa 31 Oktober 2023 hingga Rabu 1 November 2023.

Dalihnya, ada komandan Hamas di sana. Targetnya satu orang tetapi yang tewas hampir 200 orang dan korban luka hampir 800 orang.

Warga Palestina yang syahid hingga Jumat 3 November 2023 mencapai 9.061 orang. Dari jumlah itu, 40 persen korban tewas adalah anak-anak yaitu 3.195 orang.

Jumlah korban itu, menurut organisasi Save The Children, melampaui jumlah anak yang terbunuh di zona konflik dunia setiap tahunnya, sejak 2019.

Korban sebanyak itu terbunuh hanya dalam tiga pekan, sejak pertempuran Israel-Hamas meletus. Jumlahnya kemungkinan bertambah karena ada 1.000 lebih anak-anak yang dilaporkan hilang di Gaza.

Baca Juga: Semarak Sumpah Pemuda Yafiki dengan Semangat Qur’ani

Gencatan senjata jangan lagi ditunda

Jumlah anak-anak yang tewas di Gaza korban keganasan Israel lebih tinggi dari jumlah korban anak yang tewas akibat perang di 20 negara, dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan tiga laporan tahunan terakhir dari Sekretaris Jenderal PBB tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata, ada 2.985 anak tewas di 24 negara pada 2022.

Pada 2021, jumlah anak yang tewas 2.515. Pada 2020, ada 2.674 anak-anak tewas dalam konflik bersenjata di 22 negara. Sementara pada 2019, ada 4.019 anak-anak terbunuh.

Direktur Save The Children, Jason Lee berkomentar, kekerasan selama tiga pekan telah memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan kehidupan mereka dengan sangat cepat.

Gencatan senjata adalah keharusan. Untuk itu, sudah saatnya komunitas internasional mendahulukan kepentingan masyarakat dibanding politik. Hentikan perdebatan tak berarti saat kian banyak anak-anak terbunuh dan terluka.

Baca Juga: Keberadaan Penetapan Cagar Budaya Diperuntukkan bagi Kesejahteraan Masyarakat Sekitar

Mendukung perjuangan rakyat Palestina adalah keharusan

Berbagai kisah menyentuh korban kekejian Israel membanjiri internet. Tidak hanya saat ini tetapi sejak beberapa tahun lalu. Masih segar dalam ingatan kisah perawat bernama Razan al Najjar (21).

Dia tewas ditembak tentara Israel saat memberi pertolongan pertama kepada demonstran di perbatasan Gaza, 1 Juni 2018.

Razan adalah sukarelawan palang merah yang berdedikasi menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka akibat kekejian penjajah Israel.

Tembakan di dada oleh penembak jitu membuat Razan tewas seketika. Rompi putih dengan lambang palang merah pun seketika menjadi merah dari darah Razan.

Kisah lain yang menyentuh adalah Mohammed al Durrah (12). Dia meninggal di pelukan ayahnya, Jamal, pada 30 September 2000. Durrah tertembak tentara Israel ketika sedang berlindung di persimpangan Netzarim, dekat kamp pengungsi Jabalia.

Video yang merekam detik-detik kematian Durrah menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina di bawah penjajahan Israel.

Tak lupa, Izz al Din al Sammak (13) yang gugur saat penjajah Israel melakukan serangan udara di Gaza, 10 Oktober 2023. Izz adalah difabel yang tidak bisa berbicara, berjalan, atau mendengar. Dia hanya bisa tersenyum dan menangis.

Baca Juga: Bangun Kepedulian Pelaku Usaha Industri, BPS Kabupaten Kendal Lakukan Hal Ini

Izz meninggal bersama Randa (ibunya) dan Rawan (saudara perempuannya) di rumah mereka yang hancur dibom Israel. Foto-foto jenazah mereka yang dipeluk ayah dan saudara laki-laki mereka, menyebar di internet, menimbulkan kemarahan dan kesedihan.

Mereka adalah contoh kisah dari rakyat Palestina yang jadi korban kebiadaban Israel. Mereka adalah manusia-manusia yang punya harapan, mimpi, keluarga, dan hak-hak yang sama dengan kita.

Mereka tidak pantas diperlakukan tidak adil, tidak manusiawi, dan tidak beradab. Mereka berhak mendapat kebebasan, kedamaian, dan keadilan.

Semasa manusia, kepedulian dan empati terhadap rakyat Palestina adalah kewajiban. Mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat adalah keharusan. Aksi-aksi brutal penjajah Israel yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia sudah sepatutnya dikecam.

Sikap Indonesia sudah sedemikian terang benderang. Dalam Sidang Majelis Umum PBB tentang Palestina, Kamis 26 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, Indonesia mengedepankan penghindaran pembunuhan warga sipil.

Indonesia juga meminta agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa gangguan. Setiap detik begitu berharga.


Editor: Ali A

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x