Gempa Bawean Menjadi Fenomena Kebumian yang Tak Lazim, Berikut Penjelasan Fahrudin, Pakar Geologi Undip

- 25 Maret 2024, 09:45 WIB
Luapan lumpur di Bledug Cangkring Grobogan Jawa Tengah yang meluapkan lumpur sesaat setelah gempa Bawean pada Jumat, 22 Maret 2024.
Luapan lumpur di Bledug Cangkring Grobogan Jawa Tengah yang meluapkan lumpur sesaat setelah gempa Bawean pada Jumat, 22 Maret 2024. /X.com/@infojateng/

PORTAL PEKALONGAN - Gempa Bawean, Gresik, Jawa Timur, 22 Maret 2024 pukul 11.50 (gempa awal) dan 15.50 (gempa utama) disebut para pakar geologi di Indonesia sebagai fenomena kebumian yang tidak lazim.

Rangkaian gempa tersebut terjadi karena aktivitas sesar aktif dengan pola Meratus di laut Jawa dan tak lazim, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Berikut ini adalah penjelasan Dr Eng Fahrudin ST MT, Pakar Geologi Undip Semarang kepada portalpekalongan.com.

"Para pakar geologi di Indonesia menyebut bahwa gempa Bawean, Gresik Jawa Timur sebagai fenomena kebumian yang tidak lazim. Ini penjelasannya," kata Fahrudin.

Baca Juga: Hemat Ruang dan Waktu: Cara Login DANA Tanpa Aplikasi di Laptop atau PC

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi rangkaian gempa bumi pada tanggal 22 Maret 2024 pukul 11.50 (gempa awal) dan 15.50 (gempa utama).

Terkait aktivitas Sesar Bawean yang memicu gempa dengan Magnitude 6.5, berikut ini simak pernyataan Dr Eng Fahrudin ST MT, Pakar Geologi Undip Semarang.

12 Fakta Gempa Bawean Gresik, Begini Kata BMKG
12 Fakta Gempa Bawean Gresik, Begini Kata BMKG ANTARA FOTO/ Rizal Hanafi

Gempa awal (foreshock) dengan magnitude 6.0, kemudian diikuti gempa lebih kecil dan gempa utama (mainshock) paling besar dengan magnitude 6.5.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Pakar Geologi Undip Dr Eng Fahrudin ST MT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x