Gempa Bawean Menjadi Fenomena Kebumian yang Tak Lazim, Berikut Penjelasan Fahrudin, Pakar Geologi Undip

- 25 Maret 2024, 09:45 WIB
Luapan lumpur di Bledug Cangkring Grobogan Jawa Tengah yang meluapkan lumpur sesaat setelah gempa Bawean pada Jumat, 22 Maret 2024.
Luapan lumpur di Bledug Cangkring Grobogan Jawa Tengah yang meluapkan lumpur sesaat setelah gempa Bawean pada Jumat, 22 Maret 2024. /X.com/@infojateng/

Salah satu rumah di Kabupaten Gresik yang terdampak gempa Bawean Jatim yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024.
Salah satu rumah di Kabupaten Gresik yang terdampak gempa Bawean Jatim yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024.


Ditambahkan oleh Fahrudin, aktivitas sesar Bawean (NE-SW) baru pertama kali terekam oleh alat gempa seismometer pada zaman modern, sekarang.

Dalam sejarah pencatatan kegempaan atau aktifitas seismik, tidak ada catatan gempa dangkal di laut Jawa bagian timur.

Baca Juga: Maksimalkan Manfaat Kartu Prakerja: Cara Daftar dan Cairkan Insentif dengan Aplikasi E-Wallet Terpercaya

Gempa bumi yang terjadi di zona subduksi Pulau Jawa umumnya terjadi di daratan Pulau Jawa (seperti Gempa Cianjur di Jawa Barat tahun 2022, gempa Opak di Jogjakarta tahun 2006) dan terjadi di laut Selatan Pulau Jawa.

"Sehingga gempa Bawean menjadi fenomena kebumian yang tidak lazim. Akan tetapi, dari sisi pergerakan kerak bumi, gempa yang terjadi di utara Pulau Jawa menjadi wajar karena aktivitas geologi di atas. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut oleh para pakar kebumian di Indonesia,' tandas Fahrudin.

Demikian artikel pernyataan Dr Eng Fahrudin ST MT, Pakar Geologi Undip terkait aktivitas sesar Bawean yang memicu gempa dengan Magnitude 6.5. Semoga bermanfaat.***

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Pakar Geologi Undip Dr Eng Fahrudin ST MT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah