Ditambahkan oleh Fahrudin, aktivitas sesar Bawean (NE-SW) baru pertama kali terekam oleh alat gempa seismometer pada zaman modern, sekarang.
Dalam sejarah pencatatan kegempaan atau aktifitas seismik, tidak ada catatan gempa dangkal di laut Jawa bagian timur.
Gempa bumi yang terjadi di zona subduksi Pulau Jawa umumnya terjadi di daratan Pulau Jawa (seperti Gempa Cianjur di Jawa Barat tahun 2022, gempa Opak di Jogjakarta tahun 2006) dan terjadi di laut Selatan Pulau Jawa.
"Sehingga gempa Bawean menjadi fenomena kebumian yang tidak lazim. Akan tetapi, dari sisi pergerakan kerak bumi, gempa yang terjadi di utara Pulau Jawa menjadi wajar karena aktivitas geologi di atas. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut oleh para pakar kebumian di Indonesia,' tandas Fahrudin.
Demikian artikel pernyataan Dr Eng Fahrudin ST MT, Pakar Geologi Undip terkait aktivitas sesar Bawean yang memicu gempa dengan Magnitude 6.5. Semoga bermanfaat.***