Persebaya Menang Laga: Akibat Kerusuhan Pertandingan Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1 127 Orang Tewas

- 2 Oktober 2022, 09:37 WIB
Persebaya Menang Laga: Akibat Kerusuhan Pertandingan Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1 127 Orang Tewas
Persebaya Menang Laga: Akibat Kerusuhan Pertandingan Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1 127 Orang Tewas /tangkapan layar/Instagram @memomedsos/

PORTAL PEKALONGAN - Dikabarkan terjadi kerusuhan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023 usai wasit meniup peluit panjang.

Kerusuhan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia.

Sebagai info, laga BRI Liga 1 2022-2023 dimenangi Persebaya Surabaya 3-2 atas Arema FC.

Disamping kemenangan yang diraih oleh Persebaya Surabaya itu kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Pihak PSSI masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan.

Baca Juga: Mulai Oktober Harga BBM Vivo Turun, Harga Revvo RON 92 dan Revvo 95 Setara Pertamax, Cek Info Selengkapnya

PSSI sangat mengecam kerusuhan ini namun sampai saat ini belum bisa menyimpulkan apa-apa.

"Kami masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan dan tentu laporan dari Kepolisian," ujar Sekjen PSSI, Yunus Nusi.

Diketahui dari tayangan video yang beredar di mana-mana terlihta ada kerusuhan setalah wasit meniup peluit panjang.

Jumlah korban jiwa akibat kerusuhan pertandingan di BRI Liga 1 2022-2023 pada Sabtu, 1 Oktober 2022 ada sebanyak 127 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD Halaman 69-70: Pada Permukaan Apa Bola Menggelinding Lebih Cepat?

Para korban terdiri atas 125 suporter, 2 dari pihak aparat kepolisian.

Para korban meninggal dibawa ke RS Wava Husada. Sementara ada 3 korban dibawa ke RS Kanjuruhan. Salah satu korban meninggal dunia adalah anak-anak.

Tak hanya suporter, pihak kepolisian juga jadi korban tawuran massal ini, yakni Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang merupakan anggota Polres Trenggalek.

Jumlah korban diprediksi akan bertambah. Di media sosial banjir video dan foto-foto korban jiwa kerusuhan yang melibatkan Aremania dengan aparat polisi.

Kerusuhan pecah usai pertandingan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Menpora Minta PT LIB dan PSSI Investigasi, Begini Nasib Pertandingan Selanjutnya...

Aremania mengamuk karena tim kesayangannya kalah 2-3 dari kubu Bajul Ijo sehingga mereka menyerbu lapangan.

Sementara jumlah personil polisi kalah jauh sehingga melakukan aksi respons dengan menembakkan gas air mata ke tribune.

Aksi yang dilakukan pihak polisi bukannya mendinginkan keadaan malah memperparah. Banyak penonton yang saling tindih dan bertumpuk-tumpukan karena panik dengan gas air mata.

Simak sejumlah faktanya yang dihimpung dari berbagai sumber!


1. Ultras White Knights - Mesir

Pada tahun 2015, Mesir resmi menangguhkan liga profesional dan memerintahkan penyelidikan, menyusul tewasnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam penyerbuan dan bentrokan antara polisi dan pendukung klub sepakbola Zamalek.

Aljazeera memberitakan tragedi kekerasan itu meletus ketika polisi mencoba mendirikan barikade dan menembakkan gas air mata.

Hal itu dilakukan guna membubarkan suporter yang mencoba memaksa masuk ke stadion milik ibu kota tersebut.

Baca Juga: Mengacu Kearifan Lokal dan Motif Kontemporer, Batik Semarang Berkembang Sangat Inovatif

Ultras White Knights adalah suporter Zamalek yang terkenal keras. Mereka kerap berbuat kerusuhan saat mendukung tim kesayangannya.


2. Johannesburg, Afrika Selatan

Di Johannesburg, Afrika Selatan 11 April 2001, sebanyak 42 suporter laga Chiefs kontra Orlando Pirates.

Saat di dalam stadion terjadi kerusuhan, para suporter melarikan diri keluar stadion.

Sementara di luar stadion masih terdapat kerumunan suporter lainnya yang belum bisa masuk ke dalam.

Petugas keamanan kewalahan dan justru melakukan tindakan yang membuat suasana menjadi lebih kacau.

Massa tak terkendali bertumbangan tanpa bisa dihindari.


3. Semi Final Piala FA di Hillsborough Inggris

Di Hillsborough, Inggris pada 1989, sebanyak 96 suporter tewas.

Pada 15 April 1989, semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool vs Nottingham Forest terhenti ketika 96 pendukung Liverpool tewas di Stadion Hillsborough.

CNN memberitakan bahwa bencana itu terjadi ketika beberapa suporter Liverpool mulai berjalan menuju tribun Leppings Lane.

Baca Juga: 100 Orang Lebih Tewas, Update Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Tragedi Kanjuran Malang Terbesar di Dunia?

Dalam upaya untuk mengendalikan kerumunan berlebihan, Kepala Inspektur David Duckenfield, komandan polisi yang bertanggung jawab atas permainan pada saat itu memerintahkan gerbang keluar C untuk dibuka.

Blunder, keputusannya ini justru mengakibatkan kerumunan di tribun Lane, sehingga menewaskan banyak suporter di sana. Massa dalam jumlah besar berdesakan. Mereka saling injak karena panik dengan situasi.


4. Final Piala Champions di Inggris

Sebanyak 39 suporter meninggal pada laga puncak Piala Champions 1985 antara Inggris dan Italia.

Di laga Liverpool vs Juventus berbuntut kerusuhan yang menelan banyak korban jiwa.

Mengutip Sportskeeda, 39 suporter Juventus meninggal sementara 600 orang lainnya terluka.

Sebelum pertandingan dimulai, fans Liverpool sudah melempari suporter Juventus.

Akibatnya, penggemar Si Nyonya Tua melarikan diri sementara yang lain mundur ke dinding beton.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Minggu 2 Oktober 2022, Saksikan Ikatan Cinta Hingga Kesempatan Kedua

Apesnya, dinding beton tersebut runtuh dan menimpa para penggemar klub tersebut.

Tragedi  itu mengakibatkan semua klub Inggris dilarang bermain di Eropa untuk jangka waktu lima tahun.


5. Piala Afrika - Younde -  Afrika

Di Piala Afrika 2021, ada 6 suporter tewas dan puluhan orang lainnya terluka saat pada pertandingan Kamerun vs Komoro di Piala Afrika 2021.

Dilansir laporan CBC, insiden maut itu terjadi saat kelompok suporter mencoba merangsek masuk ke dalam Stadion Stade Olembe, Yaounde pada Selasa 25 Januari 2022.


6. Kairo - Mesir

Di Kairo, Mesir, sebanyak 40 orang meninggal pada sebuah pertandingan tahun 2015, saat polisi dan pendukung klub sepak bola Zamalek di sebuah pertandingan di Kairo, Mesir, bentrok.***

Editor: Arbian T

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x