Pro Kontra ChatGPT di Dunia Pendidikan, Simak Kata Daviq Rizal, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Walisongo

- 29 Desember 2023, 06:00 WIB
Logo OpenAI dan ChatGPT terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 3 Februari 2023.
Logo OpenAI dan ChatGPT terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 3 Februari 2023. /REUTERS/Dado Ruvic/


PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG -
Penggunaan artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT sekarang mulai digunakan secara luas di dunia pendidikan.

"ChatGPT adalah model bahasa AI yang dikembangkan oleh OpenAI untuk percakapan interaktif untuk dapat memberikan jawaban terhadap input teks seperti manusia," kata Daviq Rizal, dosen Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Daviq Rizal yang kini juga berstatus sebagai mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Bahasa, Universitas Negeri Semarang menyatakan bahwa beberapa orang khawatir terkait etika penulisan dengan penyalahgunaan penggunaan ChatGPT untuk penulisan artikel jurnal, jawaban ujian esai dan laporan projek.

Daviq Rizal
Daviq Rizal

"Memang kita akui bahwa ChatGPT dapat memberikan respons yang koheren dan relevan secara kontekstual dari data teks internet yang luas. Akan tetapi, ia dapat menghasilkan respon yang tidak akurat atau bahkan salah. Oleh karena itu, penggunaan artificial intelligence seperti ChatGPT menuai pro dan kontra."

Baca Juga: Tangkap Moment Keren Tahun Baru dengan realme C67, SIMAK Tips dan Triknya

Berikut ini adalah opini dari Daviq Rizal terkait penggunaan artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT sekarang mulai digunakan secara luas di dunia pendidikan.

Ada beberapa hal negatif ChatGPT menurut Zhou, Müller, Holzinger, dan Chen (2023).

Pertama, ChatGPT mempunyai kemungkinan memberikan respons tidak akurat atau salah.

ChatGPT, seperti banyak AI lain, dapat memberikan jawaban yang tidak akurat atau mungkin salah karena hanya tergantung algoritma pembelajaran mesin dan data yang digunakan.

Bahkan, OpenAI mengakui masalah ketidaktepatan ini dalam pengumumannya.

Kedua, terkait kepenulisan, kemampuan ChatGPT untuk menghasilkan tulisan yang mirip tulisan manusia dengan bahasa alami menimbulkan masalah terkait siapa penulisnya walaupun polanya sangat terlihat beda.

Apakah tulisan tersebut buatan chatGPT atau manusia?

Contohnya, siswa dapat menggunakan ChatGPT untuk ujian esai, pekerjaan rumah, tugas atau laporan proyek.

Sekarang ini semakin banyak dosen perguruan tinggi telah menyadari bahwa mereka telah dibohongi terkait laporan teks, esai atau laporan yang dibuat oleh mahasiswa yang menggunakan ChatGPT.

Baca Juga: Xiaomi Rilis Redmi Note 14 Pro Penerus Redmi Note 13 Pro, Berikut Rilis Resmi Dan Harganya

Begitupun, guru menghadapi tantangan untuk bisa membedakan penulisan antara siswa dan AI karena kekhawatiran tentang plagiarisme sehingga guru tidak mungkin untuk secara kontinyu mengevaluasi kinerja siswa yang terkait buatan ChatGPT atau tidak.

Sangat merepotkanlah juga bila seorang guru atau dosen harus mengecek turnitin untuk memastikan bahwa tulisan tersebut adalah tulisan siswa atau ChatGPT.

Sebagai tambahan, menurut Rice, Crouse, Winter, & Rice (2024), banyak orang akan menolak esei, tulisan atau artikel jurnal yang menggunakan ChatGPT jika hasil ChatGPT tersebut diklaim sebagai tulisan milik sendiri.

Hal ini dianggap tidak bermoral dan tidak etis.

Sebagai tambahan pula, perlu kita ketahui bahwa ChatGPT kurang berfungsi dengan baik di berbagai bidang ilmu seperti keuangan, pengkodean, matematika, dan pertanyaan publik umum yang bisa menyebabkan pemahaman yang salah (Gill et al., 2024).

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Daviq Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x