b. Kedalaman Lapisan Atas Tanah: Pencemaran bisa mengakibatkan lapisan atas tanah menjadi lebih tipis atau lebih tebal karena akumulasi material pencemar. Contoh: Tanah di sekitar tambang yang terpapar erosi bisa kehilangan lapisan atasnya.
c. Kepadatan Tanah: Tanah yang tercemar biasanya lebih padat karena pori-porinya diisi oleh bahan pencemar. Contoh: Tanah di daerah industri sering kali lebih padat dan kurang subur.
d. Porositas: Pencemaran mengurangi porositas, menghambat infiltrasi air dan pertumbuhan akar. Contoh: Tanah yang tercemar minyak menjadi kurang porous.
e. Tekstur Tanah: Pencemaran bisa mengubah tekstur tanah dari gembur menjadi lebih liat atau berpasir. Contoh: Tanah pertanian yang terkena pestisida berlebihan bisa menjadi keras.
f. Endapan Tanah: Endapan berwarna atau berbau menunjukkan adanya pencemaran. Contoh: Endapan berwarna hitam di tanah sekitar industri batubara.
B. Indikator Kimia:
a. pH: Tanah tercemar menunjukkan perubahan drastis pada pH. Contoh: Tanah di sekitar tambang asam sulfat biasanya sangat asam.
b. Salinitas: Peningkatan salinitas akibat pencemaran air limbah. Contoh: Tanah di area pengolahan garam bisa menjadi terlalu asin.
c. Kandungan Fosfor dan Nitrogen: Pencemaran dari pupuk atau limbah pertanian meningkatkan kadar ini. Contoh: Tanah di sekitar pertanian intensif memiliki kadar fosfor dan nitrogen yang tinggi.
d. Kandungan Logam Berat: Kehadiran logam berat seperti timbal atau merkuri. Contoh: Tanah di sekitar tambang emas yang mengandung merkuri.
e. Zat Radioaktif: Indikator dari pencemaran nuklir atau limbah medis. Contoh: Tanah di dekat reaktor nuklir yang mengalami kebocoran.