SJI di Semarang, Ketua PWI Jateng Tekankan Disiplin Verifikasi dalam Pengembangan Berita

- 27 Juni 2024, 06:00 WIB
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS saat mengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat bersama Kemendikbudristek di hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juni 2024.
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS saat mengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat bersama Kemendikbudristek di hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juni 2024. /

‘’Ketika dihadapkan situasi seperti ini, maka nurani wartawan yang akan berbicara saat melakukan peliputan. Kita akan memilih apakah akan bertanggung jawab atau tidak bertanggung jawab, etis dan tidak etis. Ini kembali ke nurani wartawan,’’ tandasnya.

Selain Amir, pengajar lainnya yang mengisi SJI adalah Kabid Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat Mohammad Nasir yang mendidik agar peserta berpikir kritis. Dia mengutip filsuf Descartes yaitu “Cogito Ergo Sum” yang memiliki arti “Aku Berpikir Maka Aku Ada”.

Baca Juga: Tanpa KTP, Begini Cara Daftar TikTok Affiliate

‘’Setiap wartawan perlu mengasah rasa ingin tahu di balik sebuah peristiwa, misalnya kalimat ‘apakah benar?’’’ ujarnya.

Wartawan senior yang juga mantan ketua PWI Jateng itu mengupas tentang integritas wartawan. Pengajar terakhir di hari kedua SJI adalah Imam Jahrudin Priyanto yang mengajarkan Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik. Menurutnya saat ini media bertebaran akronim-akronim. Sebaiknya kata dia, wartawan harus menghindari akronim yang kini cenderung jadi ‘’penyakit’’.

‘’Ada akronim migor, itu kan membingungkan karena artinya mi goreng, bisa minyak goreng. Akronim itu sebanyak menghindari yang kurang efonis (enak didengar), seperti disnakercaspduk. Lebih baik yang efonis saja seperti batagor, bandara, combro, humas, atau Jateng,’’ katanya. **

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah