Agus menggambarkan, profesi seorang dokter, pegawai negeri, pengusaha, akademisi yang rajin menulis namanya cepat dikenal publik ketimbang orang yang hanya berbicara tidak menulis.
Begitu juga dengan seorang pejabat yang pandai menulis, dia akan lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat.
Lebih lanjut, Kolomnis Tedi Kholiludin yang merupakan aktivis Yayasan Pemberdayaan Komunitas Elsa Semarang, mengatakan bahwa menulis tidak hanya mampu, tapi mau.
"Menulis bukan hanya tentang pelatihan, tapi kecintaan”, ungkapnya.
Tedi mengajak mahasiswa untuk melihat sesuatu di masyarakat dari berbagai persepektif dan sudut pandang.
Cara memandang sebuah persoalan seperti itu membuat orang tidak mudah terjebak dalam kesulitas.
Justru dengan hal tersebut akan melahirkan pikiran moderat dalam diri seseorang.***