DMI Semarang Siapkan Anak Cintai Masjid, Prof Ahmad Rofiq: Era 4.0 Sangat Menghawatirkan bagi...

- 4 September 2022, 10:43 WIB
Prof Ahmad Rofiq di halaman Masjid Nabawi Madinah setelah shalat Subuh
Prof Ahmad Rofiq di halaman Masjid Nabawi Madinah setelah shalat Subuh /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang Prof Ahmad Rofiq menyatakan era Millenial Disrupsi Informasi 4.0 saat ini sangat mengkhawatirkan bagi anak-anak.

Banyak warung internet dipenuhi anak-anak yang lepas pantauan dari orang tua, tinimbang mereka di masjid atau mushalla.

"Mereka bisa berjam-jam berada di warnet, main game online dan apapun yang tersedia aplikasinya di layar komputer yang ada di hadapan mereka. Ini zaman di mana sangat mengkhatirkan bagi anak-anak," jelasnya.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 94: Sikap Pertukaran pada Perkalian

Hal itu diungkapkan Prof Ahmad Rofiq saat menjadi narasumber acara "Pelatihan manajemen masjid ramah anak" di Hotel Muria Semarang, hari ini Minggu, 4 September 2022.

Pelatihan Manajemen Masjid Ramah Anak
Pelatihan Manajemen Masjid Ramah Anak

Kegiatan yang digagas Ketua PD Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang Ir H Achmad Fuad juga dihadiri Kakankemenag Kota Semarang H Mukhlis Abdillah SAg MH, Walikota Semarang Dr H Hendrar Prihadi SE MM (Hendi) dengan keynotespeech Krisseptiana SH MM.

Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah itu menambahkan, tema dan substansi bahasan "Pelatihan manajemen masjid ramah anak" sungguh sangat menarik dan urgent.

Baca Juga: 15 Contoh Soal PTS PAI Kelas 4 Bab 2 Persiapan Penilaian Tengah Semester 1 Beserta Kunci Jawaban

"Masjid diisi oleh orang yang sudah tua-tua. Sementara tidak lagi atau jarang terdengar suara anak-anak di masjid dan atau mushola. Kalaupun ada itupun jumlahnya sangat kecil, jika dibanding warga laki-laki yang bermukim di daerah tersebut."

Menurut Prof ahmad Rofiq yang menjabat sebagai Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah itu, fenomena masjid dan mushola sepi dari suara anak-anak tampaknya terjadi di mana-mana.

"Karena tentu banyak faktor dan harus dicari penyebabnya supaya kita dapat mempersiapkan Langkah-Langkah strategis dan sekaligus mempersiapkan Masjid yang ramah anak," tegasnya.

Dengan demikian, apabila masjid dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak, kita layak berharap akan lahir generasi penerus yang hatinya tertambat di masjid, mencintai, dan memakmurkan masjid.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 92, 93: Sikap Baik yang Sudah dilakukan

"Masjid yang secara etimologi artinya 'tempat sujud' dalam arti lebih luas, berarti tempat Ibadah. Dalam arti luas, masjid digunakan sebagai tempat pembelajaran Islam dan implementasinya dalam semua aspek kehidupan manusia."

Mereferensi pada sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, masjid Beliau fungsikan sebagai sentra kegiatan pengelolaan Negara dan pemerintahan, terutama setelah tahun Ke-2 Hijriyah, pasca disepakati Piagam/Risalah/Dustur/Mitsaq Madinah.

Piagam Madinah yang terdiri atas 47 poin, berisi tentang prinsip-prinsip dasar dalam mengelola negara dan pemerintahan.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 90, 91: Menyusun Kata

Prof Ahmad Rofiq Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Islam menegaskan, "Bahwa setiap bayi yang lahir, dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, dan Majusi" (Riwayat Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

Dalam kontes pendidikan anak dan mempersiapkan generasi muda yang hatinya "bertaut/tertambat dengan Masjid" atau rijalun qulubuhum mu’allaqun bi l-masajid, Nabis saw memberikan contoh mengajak dan membiasakan cucu-cucu Nabi untuk selalu shalat berjamaah di masjid.

"Ini sejalan dengan kata bijak “at-ta’allumu fi sh-shighar ka n-naqsyi ‘ala l-hajar wa t-ta’allumu fi l-kibar ka n-naqsyi ‘ala l-ghubar” artinya “belajar di saat kecil, laksana mengukir di atas batu dan belajar di saat besar/dewasa, laksana mengukit di atas debu”. Ukiran di atas batu, akan bertahan sangat lama, sementara mengukir di atas pasir atau debu, begitu kena tiupan angin, atau air, maka lukisan ukiran tersebut segera hilang," tandasnya.

Berikut penjelasan Prof Dr H Ahmad Rofiq MA yang juga Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat.

Baca Juga: 15 Contoh Soal PTS PAI Kelas 4 Bab 1 Persiapan Penilaian Tengah Semester 1 Beserta Kunci Jawaban

Cerita bahwa Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, meminta gendong kepada Rasulullah saw (sebagai Kakek) yang menjadi imam, pada saat Beliau sujud, dan akibatnya sujud pun berjalan agaka lama, sangat populer.

Ketika para sahabat mengira terjadi apa-apa, Beliau menjelaskan: "Tidak apa-apa, aku ditunggangi cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesa sampai ia puas," demikian Rasulullah saw menjelaskan. 

Riwayat bahwa Rasulullah saw menggendong cucu beliau yang masih bayi, bernama Umamah binti Zainab binti Rasulullah saw merupakan anak dari Abu al-’Ash bin Rabi’.
"Rasulullah saw shalat dan Umamah binti Abi al-’Ash minta gendong di leher beliau, maka ketika beliau ruku’ beliau letakkan dan ketika beliau berdiri, kembali Umamah digendongnya" (Riwayat Al-Bukhari, 5537).

Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang sudah mengajak dan berkolaborasi dengan Pengurus Takmir, untuk menyiapkan SOP dalam pengelolaan jamaah, dan anak-anak harus menjadi prioritas pendidikan dan pembelajaran, layak diapresiasi dan bisa menjadi pilot percontohan.

Riwayat dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya ra berkata, Rasulullah saw bersabda; "Perintahkan anak-anak kalian –mengerjakan- shalat pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan "pukullah" mereka, saat usia sepuluh tahun" (tetapi masih belum mau mengerjakan shalat) dan pisahlah di antara mereka dalam tempat tidur (mereka).

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 86, 87, 88, 89: Hewan di Sekitar Memiliki Ciri Khas

Ini adalah cara Rasulullah saw untuk mengenalkan dan membiasakan pada anak-anak atau cucu-cucu agar diajari ke masjid, dan kala usia tujuh tahun diajari melaksanakan shalat.

Jika secara normatif dan historis sudah cukup jelas dan gamblang contoh Rasulullah saw yang rela bersujud berlama-lama, karena dimintai gendong cucu beliau, maka bagaimana anak-anak generasi Z bisa meminta "gendong" orang tua mereka, namun suasana masjid tidak gaduh, dan tetap khusyu’.

Bagi anak-anak yang orang tuanya, rajin berjamaah ke masjid, boleh jadi, anak atau cucu, tanpa diperintah atau diajak, sudah berangkat ke masjid.

Namun bagi anak-anak yang orang tuanya sibuk, atau bahkan tidak atau belum ada niatan jamaah ke Masjid, tentu akan lebih berat.

Baca Juga: 15 Contoh Soal PTS PAI Kelas 5 Bab 2 Persiapan Penilaian Tengah Semester 1 Beserta Kunci Jawaban

Demikian juga, apabila sebagian masjid sudah memiliki Taman Pendidikan Quran (TPQ), namun bagi yang belum, tentu memerlukan pemikiran solusi tersendiri.

Misalnya, ada tambahan fasilitas Pendidikan – bermain, menghibur, menyenangkan, dan tetap bersifat edukatif – agar mereka krasan dating dan secara perlahan akan tumbuh rasa cintanya kepada Masjid.    

Fenomena Hilangnya Generasi Hebat?

Adalah pertanda masjid akan kehilangan satu dua generasi, jika tidak terdengar lagi tawa, canda, dan suara anak di masjid.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 81,82,83,84,85: Manfaat Hewan bagi Kehidupan Manusia

Rasulullah saw bersabda: "Segala sesuatu yang dibarengi dengan kelembutan, niscaya akan membuatnya menjadi lebih cantik dan indah. Jika kelembutan terenggut, segalanya akan menjadi rusak dan buruk" (HR. Muslim)

Sultan Muhammad Al-Fatih (Penakluk Kostantinopel): "Jika suatu masa kelak, kamu tidak lagi mendengar bunyi bising dan gelak tawa anak-anak riang di antara shaf-shaf shalat di masjid-masjid kalian, maka sesungguhnya takutlah kalian akan kejatuhan generasi muda kalian di masa itu."

Karena itu, jangan pernah Anda melarang anak-anak datang ke masjid dengan alasan ribut, bising, dan mengganggu kekhusyu’an shalat, karena ketika hilang suara anak-anak di masjid, itu lonceng keruntuhan dan jatuhnya generasi mendatang.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 77, 78, 79, 80: Menyelesaikan Masalah Pada Soal

Ali bin Abi Thalib kw berpesan: "Bekali anak-anak kalian dengan pendidikan sesuai dengan kebutuhan zamannya, agar mereka tidak 'gagap' dan siap mengikuti kompetisi dan persaingan bebas, dengan bekal integritas kepribadian dan karakter akhaqul karimah."

"Janganlah kalian mendidik anak-anak kalian sebagaimana Orang tua kalian mendidik kalian, karena mereka diciptakan di masa yang berbeda dengan zaman kalian."

Setelah era industry 4.0 maka sekarang era society 5.0, yang menempatkan IT hanyalah instrument/wasilah, yang karena itu, kata kuncinya adalah bagaimana sumber daya insani (SDI) atau sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Baca Juga: Ini Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 3 SD Subtema 2 Halaman 69,70: Setiap Manusia Memiliki Sifat

Selamat pada DMI Kota Semarang, yang sudah mengawali sosialisasi Mempersiapkan Masjid Ramah Anak, semoga anak-anak kita ke depan segera berproses menjadi Generasi Penerus yang Cinta dan Memakmurkan Masjid.

Dan pada gilirannya, akan hadir Masjid yang juga dapat memakmurkan jamaahnya. Amin. Allah a’lam bi sh-shawab.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah