Pemkot dan MAJT Diminta Duduk Bersama, Kiai Darodji: Selesaikan Persoalan Pasar Relokasi Johar secara Damai

- 1 Desember 2022, 19:30 WIB
Ketua PP MAJT Prof Dr Noor Ahmad MA sesepuh PP MAJT KH Ali Mufiz MPA, Dr KH Ahmad Darodji, dan pengurus Pasar Johar Relokasi  MAJT Semarang Istajib, Ketua Yayasan Nadir Masjid Agung Kauman, Khamad Maksum, KH Ahyani,
Ketua PP MAJT Prof Dr Noor Ahmad MA sesepuh PP MAJT KH Ali Mufiz MPA, Dr KH Ahmad Darodji, dan pengurus Pasar Johar Relokasi MAJT Semarang Istajib, Ketua Yayasan Nadir Masjid Agung Kauman, Khamad Maksum, KH Ahyani, /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Sesepuh PP MAJT Semarang KH Ahmad Darodji meminta jajaran Pemkot Semarang dan MAJT Semarang untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan pedagang Pasar Johar Relokasi MAJT secara damai.

"Sebaiknya dirembug dengan baik. Niatnya menyejahterakan rakyat Kota Semarang. Pemkot Semarang dan MAJT, bisa duduk bareng, Alfatihah bareng, penak kok,’" saran KH Darodji yang juga Ketua Umum MUI Jawa Tengah itu kepada wartawan di MAJT, Kamis 1 Desember 2022.

Imbauan itu disampaikan Kiai Darodji yang juga Ketua MUI Jateng itu setelah mengemuka rencana pembongkaran bangunan di Pasar Relokasi MAJT oleh Satpol PP Kota Semarang, meresahkan para pedagang yang sudah 7 tahun menggelar dasaran di Pasar Johar Relokasi MAJT Semarang itu.

Baca Juga: Lirik Lagu My December dari Linkin Park, Ada Terjemahan Bahasa Indonesianya!

Keresahan para pedagang Pasar johar Relokasi MAJT Semarang membuat para sesepuh dan pengelola MAJT Semarang angkat bicara.

Selain sesepuh PP MAJT, Dr KH Ahmad Darodji, hadir dalam jumpa pers Ketua PP MAJT Prof Dr Noor Ahmad MA, KH Ali Mufiz, Ketua Yayasan Nadir Masjid Agung Kauman, Khamad Maksum, KH Ahyani, dan pengurus Pasar Johar Relokasi MAJT Istajib menyatakan sepakat persoalan pasar relokasi Johar di MAJT sebaiknya diselesaikan secara baik-baik.

Sesepuh MAJT, KH Ahmad Darodji berpendapat, penyelesaian persoalan bekas pasar relokasi Johar di MAJT jangan berlarut-larut.

Sebaiknya diselesaikan secara baik-baik.

Baca Juga: Bukan Lahir Saja yang Butuh Healing, Habib Jafar: Batinmu Juga Butuh Healing

"Semua pihak bisa duduk bersama, berembug dengan niat baik untuk memakmurkan umat atau rakyat Kota Semarang."


Dengan begitu, lanjut dia, sebetulnya tak perlu ada ancaman untuk membongkar bangunan bekas pasar relokasi itu.

Kedua belah pihak bisa berembug, misalnya masalah retribusi, pajak, dan sebagainya.

Karena pada akhirnya retribusi dan pajak juga untuk rakyat Kota Semarang.

"Hati nuraninya bicaralah, pedagang itu rakyat Kota Semarang juga. Tinggal dibicarakan saja, MAJT dan Pemkot,’" kata Ahmad Darodji sambil menegaskan bahwa uang yang masuk tidak pernah masuk ke kantong pengurus.


"Pendapatan yang masuk tidak masuk ke saku pengurus satu sen pun, semua untuk umat, dan warga Kota Semarang juga," tambah dia.

KH Ahmad Darodji bercerita bahwa lahan untuk pasar relokasi tersebut dulu disiapkan untuk pasar induk yang akan dibangun MAJT sejak zaman Gubernur Bibit Waluyo.

Baca Juga: Berlombalah dalam Kebaikan, Bukan Kebenaran!

Kemudian dipinjamkan MAJT kepada Pemkot untuk lahan relokasi pasar Johar yang terbakar.

"Waktu itu pejabat wali kota, Pak Taviv. Beliau bingung ngundang saya sebagai seorang pembina di MAJT. Saya katakan bisa gunakan lahan yang direncanakan untuk pasar induk," ujar dia.


Jadi sebetulnya, kata Ahmad Darodji, Pemkot Semarang "punya utang" sama MAJT.

Pertama perpindahan pasar, dari semula sementara, kemudian menyewa.

Juga penyelesaian Jalan Jolotundo di sebelah selatan MAJT yang dulu juga sempat bermasalah.

Baca Juga: Habib Ja’far: Masalah Yang Mengancam Generasi Muda Indonesia


"Oleh karena itu sebaiknya ingat sejarah, yaitu sejarahnya dulu Pejabat Wali Kota Taviv minta kepada MAJT agar tanah masjid bisa dipakai,’" tandasnya.


Saat itu, lanjut dia, MAJT kasihan kalau pedagang Pasar Johar sampai tidak berjualan karena kebakaran.

Sekarang ini Pasar Johar sudah selesai dibangun.

Sebagian pedagang ada yang sudah pindah dan ada yang tetap ingin bertahan di tanah relokasi.


Ketua PP MAJT, Prof Dr KH Noor Ahmad MA menambahkan, tanah milik bondo masjid Agung Kauman yang sampai saat ini dipakai untuk menampung pedagang relokasi sejak awal telah disepakati oleh Pemkot untuk disewa.

Rancangan awalnya, memang di atas tanah itu rencananya akan didirikan pasar induk oleh MAJT.

Baca Juga: Bunuh Dua yang Hitam Kata Nabi Saw, Ustadz Abdul Somad: Mata Terbuka saat Sholat Berikan Bukti


"Kesepakatan waktu itu semata-mata ketulusan untuk membantu pedagang yang kehilangan tempat berjualan di Johar akibat kebakaran. Walaupun pada saat itu sudah banyak investor yang masuk, tetapi kita prioritaskan menampung pedagang," ujar Noor Ahmad.


Sementara itu mantan Gubernur Jateng KH Ali Mufiz mengatakan, tanah wakaf yang ditempati pasar relokasi kata kuncinya bahwa semula semata-mata untuk kemaslahatan umat.

Karena pada waktu itu terjadi musibah, maka ada kebaikan masjid untuk merelakan tanah milik masjid dipakai untuk berjualan pedagang.

"Ketika Pasar Johar terbakar pada tahun 2015, Kepala Kemenag Kota Semarang menghubungi saya, bahwa ada kesulitan mencari lokasi pedagang untuk berjualan sementara. Karena betapa kacaunya jika pada waktu itu para pedagang tidak mendaat tempat, pasti berserakan di mana-mana," ujar Ali Mufiz.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Terjemahan 'Back to December' dari Taylor Swift, Cocok Didengarkan di Bulan Desember


Pengurus MAJT, H Istajib AS menambahkan, dalam rapat di Pemkot yang diundang Disperindag Kota Semarang dan dihadiri Satpol PP Kota Semarang pada tanggal 1 September dan 2 September telah menyepakati beberapa poin.

Di antaranya pedagang boleh memilih di Pasar Johar Relokasi atau milih Pasar Johar Kauman, tanpa ada paksaan, pedagang boleh berjualan di Johar dan jualan di Pasar Relokasi MAJT, dan poin penting sepakat Pemkot tidak akan membongkar Pasar Johar Relokasi .

Baca Juga: Pokemon Festival 2022 Digelar di Indonesia, Acaranya Mulai 8 Desember!

"Bebeberapa kesepakatan itu dihadiri Kepala Satpol PP dan Disperindag Kota Semarang, salah satunya Pemkot tidak akan membongkar Pasar Johar relokasi di MAJT. Pada saat rapat, dari pihak yayasan nadir Masjid Agung hadir saya sendiri, Gus Khamad Maksum, dan Gus Iwan Cahyono,'' tegas Istajib.***

Editor: Ali A

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x