MAJT Semarang sebagai Pusat Peribadatan, Kajian Islam Aswaja, dan Moderasi Umat Beragama

- 16 Januari 2024, 12:55 WIB
PP MAJT bersepakat untuk terus membranding MAJT sebagai pusat peribadatan, pusat kajian Islam Aswaja dan moderasi umat beragama bertaraf internasional.
PP MAJT bersepakat untuk terus membranding MAJT sebagai pusat peribadatan, pusat kajian Islam Aswaja dan moderasi umat beragama bertaraf internasional. /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang sebagai pusat peribadatan, pusat kajian Islam Aswaja dan moderasi umat beragama bertaraf internasional. 

Citra masjid yang mendunia ini harus terjaga di tengah bermunculan banyak masjid dengan reputasi masing-masing.

“Kita memiliki banyak keunggulan yang harus terjaga dan dibutuhkan kreasi, inovasi agar tetap menjadi kebangaan masyarakat nusantara hingga internasional,” tegas Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Prof Dr KH Noor Achmad, MA, usai Rapat Kerja (Raker) MAJT, di Bandungan yang berakhir Senin (15/1/2024).

Raker yang diikuti segenap pengurus harian dan pleno PP MAJT dan unsur penasihat, menetapkan Garis-garis Besar Pengembangan dan Pemberdayaan (GBPP) MAJT 2023-2027 dan program kerja 2004.

Hadir dalam raker, Ketua Penasihat Dr KH Achmad Darodji, MSi serta sesepuh MAJT Drs KH Ali Mufiz, MPA.

Baca Juga: Ancam Tembak Capres Anies Baswedan melalui Tiktok, Pelaku Akan Dijerat Pasal 29 UU ITE

Prof Noor Achmad yang juga Ketua Baznas RI menegaskan, membranding aktivitas MAJT secara terus menerus di era digital, sebagai keniscayaan.

Branding melalui platform media massa seperti surat kabar, majalah, berita online, televisi dan radio, dan media sosial seperti facebook, youtube, whatsaap, website, netflix, instagram, twitter, dan lainnya.

“Branding kita memang sudah jalan, tapi harus lebih digencarkan lagi,” katanya.

MAJT Semarang yang berlokasi di Jalan Gajah Raya, Kota Semarang, kata Noor Achmad, bukan masjid biasa atau masjid kampung, yang terkonsentrasi hanya untuk peribadatan dan kegiatan sosial keagamaan.
Namun, MAJT seluas 10 hektar, dikenal sebagai destinasi wisata religi yang di dalamnya sarat dengan aset dan situs yang bernilai sejarah tinggi.

Misalnya, di kawasan ini terdapat Museum Sejarah Perkembangan Islam Nusantara dengan ribuan situs, kemudian arsitektur masjid yang perpaduan antara arsitektur Jawa, Eropa dan Timur Tengah.

Terdapat payung raksasa, menara Al-Husna setinggi 99 meter yang dilengkapi teropong untuk melihat keindahan Kota Semarang, ratusan tanaman kurma beserta agro wisatanya, juga miniatur Kabah.

Masjid ini juga menjadi pusat bisnis, diantaranya dengan convention hall yang disewakan, hotel, juga umkm yang tumbuh berkembang.

Halaman:

Editor: Ali A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x