Semua Berjalan dengan Waktu yang Sudah Ditentukan, Kisah Wali Paidi Episode 46 Ngaji Laku PCS

17 Januari 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi - Semua Berjalan dengan Waktu yang Sudah Ditentukan, Kisah Wali Paidi Episode 46 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /

PORTAL PEKALONGAN - Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini Den Juneng akan menceritaka kisah Wali Paidi episode 46, semua berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai semua berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan pada episode 46 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 46, semua berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket selengkapnya.

Baca Juga: Cerita Kopi, Rokok dan Pena Kisah Wali Paidi Episode 30 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Ditemani kopi lampung yang digoreng dan tumbuk sendiri oleh istrinya Wali Paidi sambil menghisap rokok kesukaanya, kedatangan tamu sahabat karibnya.

Sahabatnya itu, hendak mengabarkan berita tentang pulau Jawa, dan meminta Wali Paidi untuk membantu berdoa kepada Allah atas kekeringan dan kisruh di Negeri ini.

Asalamualaikum ya Wali Paidi.

"Wa'alaikumsalam gus,' jawab Wali Paidi

"Pinarak monggo, njanur gunung gus, turun gunung, jauh jauh dari gunung tidar ada apa gerangan," tanya wali paidi

Begini, Doa adalah senjatanya orang mukmin, betul kan, dan doa mustajab adalah doanya orang orang yabg dekat dengan sang penguasa jagat raya, dan bila mana alam beserta isinya membutuhkan kita, kita tidak boleh diam, karena kewajiban sesama manusia harus saling membantu, dan kewajiban orang berilmu jelas harus digunakan, katanya Tolabul'ilmi.

Stopp, iki arah pembicaraanmu ke mana to, iki jenenge pengiringan opini, terus maunya gimana dan apa kaitanya dengan diriku gus? tanya Wali Paidi.

Kang Paidi, saya jauh jauh kemari, bukan atas napsu dan keinginanku, ibarat wayang aku datang atas gerak sang dalang, nah bukankah itu yang selalu kau andalkan. Kedatanganku juga atas permintaan para ulama sepuh.

"Sudah lansung saja maksudnya gimana gus?, Wali Paidi bertanya tanya

Gini air yang di langit tanpa ada gantungan, tanpa di bungkus, tanpa diberi tabir, tetapi tidak kunjung jatuh ke bumi, memenuhi doa para ulama dan masyarakat.

Dan bukankah bila dibiarkan bisa beresiko kemarau panjang dan kekeringan, beresiko bencana yang lain, apakah tidak sebaiknya membantu mereka agar hujan berkenan turun di Jawa.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 31 Tauziah Jumat di Pabrik, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Astaghfirullah, dengarkan ini gus.

“Jibril mengatur angin dan pasukan, Mikail mengatur hujan dan pepohonan, malaikat maut yang mencabut nyawa, dan Israfil menyampaikan kepada mereka apa yang diperintahkan kepada mereka.” (HR. Abu Syaikh al-Ashbahani)

Kemudian bin baz berkata bahwa “Mikail adalah malaikat yang diperintahkan untuk mengatur hujan, sementara Jibril adalah ar-Ruh al-Amin”. (Fatawa Ibnu Baz, no. 1452)

Bukankah itu tugas Mikail, apa engkau hendak mengambil alih pekerjaan malaikat.

Taukah kau bahwa semua terjadi dengan takaran masing masing, dan berjalan mutlak dengan kehendak sang DalangNya Kehidupan.

Namun sebagai wujud takdirmku sama para ulama dan hadiah kedatanganmu, aku siap untuk berdoa, memohon atas permintaanmu dan para ulama.

Dengan seluruh konsekwensi apapun sebagai tanggungjawab kalian.

Maksud konsekwensi bagaimana?

Gini gus bahwa semua berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan, ibarat ini hari masih pagi minta hari jadi siang atau sore, ruang dan waktu pasti bergejolak.

Akan banyak pusaran angin, mungkin juga tanah longsor atau bahkan gunung meletus.

Hemmmmm, seberat itukah reaksinya?

Mungkin gus, namun kamu hanyalah utusan, jangan banyak mikir, sampikan saja pesanku.

Itulah kisah Wali Paidi episode 46, semua berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler