Mendengar itu Habib Ali Alaydrus mengambil air bekas cuci tangannya dan memberikannya kepada khodamnya.
"Ambil air ini, dan siramkan kepadanya,"
Dengan segera si khodam mengambil air kobokan itu dan menyiramkannya ke tubuh Habib Ali Assegaf dari lantai dua.
Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Ilmu Pengasihan Jarang Gorang, Doa dan Tata Cara Penggunaannya
Setengah jam kemudian Habib Ali Alaydrus memanggil khodamnya lagi.
"Coba lihat, apakah orang itu masih ada dibawah,"
Khodamnya melihat kebawah dan ternyata pemuda itu masih berdiri mematung di depan pintu, malahan ia masih menunduk penuh ta'dzhim.
"Masih Ya Habib, dia masih ada di bawah," jawab khodamnya.
"Sekarang, bukakan pintu untuknya," ujar Habib Ali Alaydrus.
Berkat ketulusan dan keteguhannya itu, kelak Habib Ali Assegaf menjadi salah satu murid kesayangan Habib Ali Alyadrus.
Sebagian ulama terdahulu memang mempunyai cara tersendiri dalam menguji keteguhan dan ketulusan santri santrinya.
Tentunya cara cara aneh yang mereka tempuh dalam mendidik tak lepas dari maksud dan tujuan yang mulia, yang sering kali tak bisa kita ketahui dengan pemahaman dan cara berpikir kita.