Kota Gede Makam Raja-Raja Mataram Yogyakarta, Kisah Wali Paidi Episode 48 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

- 18 Januari 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi raja - Kota Gede Makam Raja-Raja Mataram Yogyakarta, Kisah Wali Paidi Episode 48 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket
Ilustrasi raja - Kota Gede Makam Raja-Raja Mataram Yogyakarta, Kisah Wali Paidi Episode 48 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /PIXABAY/Pexels

PORTAL PEKALONGAN - Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini Den Juneng akan menceritaka kisah Wali Paidi episode 48 Kota Gede Makam Raja Raja Mataram.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai Kota Gede Makam Raja Raja Mataram pada episode 48 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 48 Kota Gede Makam Raja Raja Mataram yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket selengkapnya.

Baca Juga: Kanjeng Ratu Retno Dumilah dan Nyi Ratu Kalinyamat, Kisah Wali Paidi Episode 47 Ngaji Laku PCS

Wali Paidi sampai di Yogyakarta dengan mengendarai kereta waktu yang kebetulan lewat jalur tengah, memang kereta waktu sebulan sekali lewat jalur tengah.

Tepat di Yogyakarta, Wali Paidi turun di Kota Gede, hendak sowan Kanjeng panembahan senopati.

Sampelah iya di pasar, dicarinya mbak Ratmi si penjual bunga, dibelinya dua keranjang bunga dan satu bungkus dupa.

Wali Padi walapun bisa melihat seluruh goib, bisa masuk ke ruang waktu manapun, tetap masuk menghormati adat dan budaya di sini, minim masih bisa andil dalam perputaran ekonomi karena ikut belanja.

Setelah mengganti pakian abdi dalem keraton Wali Paidi masuk ke makam para Raja, diantar oleh penjaga makam.

Terdengar Tawasul lantunan ayat ayat Al Qur'an keluar dari nulut Wali Paidi, diawali dari makam ki Ageng Pemanahan, panembahan senopati, kanjeng Ratu Retno Dumilah, Kanjeng Ratu Kalinyamat, Nyi Ageng Nis, Pangeran Joyo Prono, Hadi Wijaya atau Karebet, Ki Juru Mertani, dan seterusnya.

Setelah ziaroh Wali Paidi minta izin untuk masuk gerbang waktu sowan ingkang dalem kanjeng panembahan senopati.

Terbukalah gerbang ruang waktu, dengan ditandai adanya guncangan akibat gesekan antar dimensi (orang menyebutnya lindu).

Samar samar terlihat dari dalam tanah muncul cahaya kuning keemasan, makin lama mendekat Wali Paidi dan semakin besar menyelimuti tubuh Wali Paidi.

Terang menyilaukan, tidak ada yang bergerak keculi cahaya dan kilatanya, dan perlahan cahaya itu memudar.

waliBaca Juga: Semua Berjalan dengan Waktu yang Sudah Ditentukan, Kisah Wali Paidi Episode 46 Ngaji Laku PCS

Sampailah Wali Paidi di depan pendopo, disambutnya Wali Paidi oleh 4 prajurit, dan katanya sudah di tunggu di dalam.

"Sungkeman, ramah tamah adat Jawa,"

Setelah ramah tamah dn lain lain, Wali Paidi menyampaikan hajatnya jauh jauh menembus ruang waktu.

Karena senjata pemusnah ini, hendak menanyakan dan meminjam tombak baru klinting yang konon tuahnya mengandung nuklir aktif tanpa sumbu.

Hanya dengan pasword lantunan mantra kuncinya dan daya ledaknya 10x lipat bom yang memusnahkan hirosima kenapa harus dipinjam.

Ya karena sudah banyak pemburu yang mencarinya dan pemburu tombak baru klinting, keris setan kober, tompak kyai pleret, tombak patmayoni, dan beberapa benda antik lainya dan mereka di utus oleh tokoh tokoh politik baik dalam negeri maupun luar negri, beberapa jendral dan pejabat penting ikut berburu benda tersebut.

Sehingga para ulama sepuh meminta Wali Paidi untuk mengamankanya.

Singkat cerita panembahan senopati menjelaskan rahasia langit.

Ngger, Kudrat irodat niku kagunganipun gusti Allah, Slirami mrene kui mergo gusti kang paring kanugrahan kanggo sliramu, nanging gusti gadah rencana ingkang langkung sae kagem Negrimu.

Ingkang insya Allah rakyat mboten dados korban.

Keris naga runting, tombak kyai pleret, lan tombak baru klinting sampun di bekto kanjeng Sunan Kali Jaga, mangke sliramu bakal ketemu kanjeng sunan nek sampun titi wancini, lah iki aku titip mantra pengunci tombak baru klinthing lan mantra pembuka segel.

Mbesuk tembe yen sampun titi wancine kepanggih kanjeng Sunan Kali Jaga, turutomo apa dawuhe.!!

Bersambung.

Itulah kisah Wali Paidi episode 48 Kota Gede Makam Raja Raja Mataram yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah