Konsep Shalat, Kisah Wali Paidi Episode 61 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

- 22 Januari 2022, 18:05 WIB
Konsep Shalat, Kisah Wali Paidi Episode 60 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket
Konsep Shalat, Kisah Wali Paidi Episode 60 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /

PORTAL PEKALONGAN - Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini Den Juneng akan menceritaka kisah Wali Paidi episode 61 mengenai konsep shalat.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai konsep shalat pada episode 61 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi episode 61 konsep shalat yang di ceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket selengkapnya.

Baca Juga: Cerita Pengusaha Sukses Bertemu Wali Paidi Episode 57 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

 

Namanya Indro Elect seorang mualaf yang luar biasa taat, namun sangat haus dengan ilmu ilmu olah batin.

Beliu faham makrifatullah dari sudut pandang budhis, tapi meyakini sepenuhnya bahwa ajaran Islam ajaran yang paling detil dan teliti, sampai kencing dan lain lain ada adab dan doanya.

Dalam perjalanan rohaninya kali ini beliau ingin memahami islam dengan pemahaman moderen, paham yang bisa diterima logika berfikirnya, salah satu tempat tuker kawruhnya adalah Padepokan Carang Seket dan Wali Paidi.

Berangkatlah ia sowan Wali Paidi untuk mengisi kekosongan hatinya.

Asalamualaikum wr wb

"Wa'alaikumsalam wr wb," jawab Wali Paidi.

"Pinarak mas Indro, mau minum kopi, susu, teh atau yang lain," tanya Wali Paidi sambil membetulkan posisi duduknya setelah bersalaman.

Apa saja boleh mas Wali Paidi, yang penting barokahnya, bukankah air apa saja nanti di dalam perut tetap akan menyatu dengan yang lain.

Alhamdulillah mas Indro sudah memahami hakekatnya minum.

Baca Juga: Sangkan Paraning Dumadi Sunan Kali Jaga, Kisah Wali Paidi Episode 50 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

"Oh iya njanur gunung ini mas Indro datang ke sini tidak kabar kabar, ada hal yang wigati kah?," tanya Wali Paidi.

Ya Wali Paidi mohon bimbing saya tentang konsep shalat.

Bahwa shalat itu bukan melakukan tapi mendirikan shalat sesuai QS Thoha 14, aqiimi 's-sholaata lidzikrii: dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.

Uuntuk menetapkan hakikat kesadaran yang senantiasa eling lan waspodo (terjaga dan berjaga).

Perjumpaan antara keadaan terjaga dan berjaga adalah pertemuan antara hati nurani dan akal budi.

kondisi ini hanya dapat dialami oleh siapa saja yang selalu dalam keadaan shalat untuk mengingat Allah SWT.

Lebih khusus lagi, kondisi ini hanya dapat dirasakan oleh siapa saja yang bukan sekedar mengerjakan shalat untuk menggugurkan kewajiban.

Melainkan mendirikan shalat dengan tetap berada dalam keadaan shalat yang terus menerus tanpa mengenal waktu.

Berbeda dengan shalat fardhu lima waktu dan shalat sunnah lainnya, shalat terus menerus ini dikenal dengan "shalat daim", adakah dalil shalat daim?

Alladziinahum 'alaa sholaatihim daaimun

Yaitu orang orang yang tetap dalam keadaan shalat (mengerjakan shalat terus menerus) QS Al-Ma'aarij 23.

Baca Juga: Cerita Pengusaha Sukses Bertemu Wali Paidi Episode 57 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Sedang dalam 4 ayat sebelumnya diterangkan bahwa siapa saja yang menjalani shalat daim ini terbebas dari keluh kesah dan kikir dalam kehidupan.

Jika shalat fardhu dan sunnah adalah shalat raga (sembah raga), yang diawali dengan mensucikan badan dari hadas (kotoran) kecil dan hadas besar, menutup aurat dan mengerjakan rukun shalat, dari niat shalat hingga salam.

Maka shalat daim adalah shalat jiwa (sembah jiwa), yang diawali dengan mensucikan diri dari penyakit hati, menutup panca indra dari godaan duniawi, dan mengekalkan rukun shalat daim dengan dzikir napas yang terus menerus.

Shalat daim adalah Shalat hakikat yang siapa terus menerus mengingat Allah, maka ia mencapai hakikat shalat, yaitu untuk mengingat Allah, caranya:

Maka selama kita bernapas, baik itu dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring, maupun dalam kesibukan keseharian kita, selama itu pula kita dalam mengingat Allah, dan ingatan kepada Allah ini menegaskan keadaan manusia yang dimuliakan oleh Allah dengan akal.

Maka setelah shalat daim, fase berikutnya adalah shalat wustho yang merupakan shalat makrifat.

Shalatnya wayang yang tidak suka protes sama dalang.

Fase fase dari mulai kholwat, tafakur, semedi dan mendirikan shalat adalah jejak jejak yang ditinggalkan Baginda Nabi Muhammada SAW..

Itulah kisah Wali Paidi episode 61 konsep shalat yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah