Network
PORTAL PEKALONGAN – Selama bulan puasa Ramadhan, orang cenderung mengurangi aktifitasnya termasuk olahraga. Padahal olahraga saat puasa dapat menjaga kebugaran tubuh dan mempertahankan komposisi tubuh.
Dokter Andhika Raspati, spesialis kedokteran olahraga, menyatakan bahwa kurangnya olahraga saat puasa dapat menyebabkan massa otot berkurang dan mengakibatkan habis lebaran berat badan akan naik.
"Jangan sampe setelah puasa walaupun jadi kurus tapi itu karena ototnya yang ‘kempes’. Akibatnya saat lebaran, dengan massa otot yang berkurang itu, tubuh kita tidak bisa menerima (mengolah) ketupat, opor, dan lainnya, sehingga menjadi gemuk lagi,” ujar dr Dhika SpKO melalui pesan suara WhatsApp.
Baca Juga: PERLU TAHU! 10 Keajaiban Labu Siam bagi Kesehatan, Salah Satunya Cocok buat Diet
Menurut dr Dhika, sapaan akrab dokter yang juga aktif di KONI DKI Jakarta ini, kunci utama berolahraga yang tepat selama puasa adalah dilakukan secara bertahap.
Hal tersebut diperlukan agar badan kita dapat beradaptasi terlebih dahulu dengan kondisi fisiologis tubuh yang berubah saat berpuasa.
Sebagai langkah awal, pilihlah waktu yang paling memungkinkan untuk berolahraga. Selama bulan Ramadhan ada tiga waktu di mana kita bisa melakukan olahraga.
1. Sesudah sahur
Saat ini tubuh kita masih segar, energi dan cairan masih banyak. Namun, perlu dicermati jangan sampai terlalu berkeringat karena dapat menyebabkan dehidrasi. Kondisi kekurangan cairan juga berakibat pada tubuh menjadi lemas seharian.
Baca Juga: Ini Diet Khusus untuk Pasien yang Didiagnosa Sakit Liver, Ikuti Saran Dokter
2. Menjelang buka puasa
Waktu ini sebernarnya yang paling ideal karena setelah berolahraga bisa langsung minum. Hanya kondisi tubuh kita di sore hari sudah tidak bugar lagi. Oleh sebab itu, pilihlah olahraga yang ringan dan jangan melakukan high intensity exercise.
3. Setelah berbuka puasa
Keuntungannya, kita bisa makan dan minum setelah olahraga. Akan tetapi jeda antara waktu berbuka puasa dan ibadah shalat tarawih tidak panjang. Sementara itu jika olahraga dilakukan setelah tarawih akan membuat jam tidur menjadi mundur.
Selain pemilihan waktu berolahraga, makanan saat sahur dan berbuka juga perlu diperhatikan. Pilihlah makanan yang bergizi seimbang.
Baca Juga: Manfaat Kapulaga, Atasi Badan Lemah Lesu dan Pegal, Resep Ramuan Herbal Arief Hariana
Jika makanan saat sahur kurang bergizi, tubuh menjadi lemas di sore hari sehingga akan sulit untuk melakukan olahraga.
Demikian pula jika saat berbuka puasa kita makan berlebihan, sehingga tidak bisa langsung berolahraga dan harus menunggu beberapa saat. Hal ini berakibat waktu olahraga menjadi mulur dan efek selanjutnya jam tidur menjadi mundur.
Apabila olahraga ingin dilakukan setelah berbuka, dr Dhika menyarankan makan takjil sekadarnya lalu berolahraga ringan sambil menanti waktu Isya. Dengan demikian waktu tidur tidak akan mundur dan ibadah shalat tarawih tetap bisa dilaksanakan.
Baca Juga: Resep Buka Puasa Tanpa Gula Cocok untuk Diet
Adapun target durasi olahraga adalah 150 menit dalam seminggu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara lima hari seminggu dan masing-masing 30 menit.
"Jika hanya bisa tiga kali seminggu dan tidak mencapai durasi 50 menit per sesi, juga tidak masalah. Durasi berlatih bisa ditambah perlahan. Ditingkatkan hingga mencapai 150 menit seminggu," jelas dr Dhika di penghujung wawancara.
Yuk tetap bergerak selama berpuasa agar tubuh tetap bugar dan tidak gemuk setelah lebaran. Ciayo!
Intip tips lain tentang Kesehatan dan olahraga dari dr Dhika di Instagram @dhika.dr dan #drdhikasharing.
Artikel ini pernah dimuat di PortalPekalongan.com dengan judul Puasa Bukan Halangan untuk Berolahraga, Simak Tips dari dr Dhika agar Tidak Gemuk Lagi Setelah Lebaran.***
